Langsung ke konten utama

Impian Meilani (Cerbung 2)



Tantangan pekan akhir ODOP Batch 7
Cerbung 5 episode, 
Episode ke 2

Besok pagi, aku mendapat pesan dari Baim. Kalau ia sudah pulang dari luar kota, ia pun mengajakku bertemu di salah satu restoran cepat saji di mall. Maka kesempatan itu bisa kugunakan untuk memutuskan hubungan kami. Jam 11 siang, kami berjanji untuk bertemu. Karena macet dijalan, akupun terlambat 30 menit untuk sampai ditempat. Kutengok kanan kiri mencari Baim, namun tak ada. "Hay..." Sapa Baim dari belakangku 
"Hay juga.." balas ku. 

Dia membawa Meilani putrinya, sempat terkejut saat menatap wajah gadis kecil yang menggenggam tangan Baim "Ya Tuhan, wajahnya mirip sekali dengan Afi" gumam hatiku 
Lama kumenatapnya hingga dia menjadi malu - malu, kusapa dia sambil berjongkok didepannya "hay Meilani". 
Ia langsung menyembunyikan wajah dibalik kaki Baim, aku tersenyum meliriknya "Mei mei suka makan ice cream, mau cokelat, vanilla atau stroberi" tanyaku 
"Cokelat..." jawabnya lirih sambil dua jarinya ditunjukkan padaku 
Aku terkekeh "kamu ingin dua.." 
Ia pun menganggukkan kepala "iya.." 

Selama aku menunggu antrian ice cream, mereka bercengkrama penuh riang. Baru kali ini aku melihat sisi yang lain dari Baim. Dia bisa memerankan dua peran sekaligus, Ibu dan ayah bagi Meilani. Hatiku mulai goyah lagi "memutuskan Baim saat bersama putrinya, dua hati yang akan terluka" batinku. 

Dengan terpaksa kuurungkan niat hati untuk memutusnya. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan mereka, maka aku pun ikut bermain bersama. Bercanda riang layaknya keluarga, Meilani pun mulai akrab denganku. Dia mulai bersuara, tidak lagi malu - malu untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan. Menggenggam tangaku amat kuat, lalu dia memintaku untuk merunduk, dia bisikkan sesuatu ditelingaku "tante Risa, ayah berjanji padaku. Kalau hari ini aku akan mendapat ibu. Aku rasa tante Risa yang akan menjadi ibuku" katanya lalu berlari menuju time zone. 

Mendengar ucapan Meilani, hatiku menjadi pilu, rasa iba dan penyesalan membuat air mataku menetes "Ya Tuhan.... selama ini aku menjalin hubungan dengan Baim tidak serius, hanya setengah hati. Dia sungguh - sungguh ingin menikahiku juga. Dan, Meilani berharap kalau aku bisa menjadi ibunya. Betapa jahatnya aku, mempermainkan dua hati ayah dan anak" ucap hatiku 

Saat kuseka air mata dengan ujung jari. Meilani berlari kearahku, dia menarik tanganku mengajak untuk bermain masak - masak ala chef dengan anak - anak yang lain. Aku duduk bersila ditepi menunggunya bermain, seorang ibu mendekatiku "biasanya mas Baim yang menemani Mei mei bermain disini. Kemana dia..?" Tanyanya 
"Dia sedang pergi ke kamar mandi" jawabku 
Dia menghela napas panjang, namun kulirik kedua matanya berkaca - kaca "dia anak yang baik, pintar dan penurut, banyak orang mengakui kepandaianya. Walau ia masih TK, banyak prestasi yang ia dapat. Semua guru, teman dan wali murid menyanyangi dia" air matanya menetes di pipi "Dia mempunyai mimpi, dia ingin saat SD nanti yang mengantar kesekolah adalah ibunya. Dan ayah bekerja seperti laki - laki pada umumnya" katanya dengan terisak - isak 
Entah mengapa hati menjadi trenyuh, air mataku tak bisa kutahan, menetes dikedua pipi "bagaimana ibu tahu mimpi Mei Mei..?" Tanyaku panasaran
"Aku adalah ibu Hani, guru Meilani. Dia sering mengatakan keinginannya kepadaku" jawabnya.
"Bahkan, dia ingin menjadi anak yang pintar dan berprestasi agar ibunya kelak bisa menerimanya" imbuhnya

Penyesalan kian mengakar di hati saat mendengar cerita dari Ibu Hani, pikiranku makin frustasi, perasaan galau kembali menelusup di kalbu. Kuhela napas panjang, aku pergi untuk menenangkan hati, meninggalkan Mei mei dengan yang lain. Aku memilih Duduk di bangku mall yang tak jauh jaraknya dari time zone. Tiba - tiba aku teringat dengan pesan dari Sari "pikirkan dulu sebelum kamu menerima cinta Baim. Jangan asal pacaran saja, Baim bukan seperti dulu. Dia sudah jadi ayah" ku sesali keputusanku yang gegabah untuk menerima cintanya. 

Baim duduk disampingku "minumlah" dia memberiku satu gelas milk shake cokelat kesukaanku. 
"Terima kasih.." kataku 
"Bagaimana menunggu Mei - mei bermain..?" Tanyanya
"Biasa saja..." jawabku 
Baim mendekatiku, jarak kami sangat dekat, dia sandarkan kepalanya di bahu, deru napasnya terdengar ditelingaku, "Risa.. Maukah kamu menjadi ibunya Mei mei. Aku ingin mewujudkan mimpinya sebelum masa TK nya berakhir" tanya nya 

Bersambung...

ODOP Batch 7
Magelang, 31102019, 21:29

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Balkondes Karangrejo

Magelang kota gemilang, semboyan kota ini. Berbicara tentang pesona Kabupaten Magelang, maka Candi Borobudur lah ikonnya. Siapa yang tak mengenal candi Borobudur, destinasi wisata pemantik wisatawan lokal, luar lokal bahkan mancanegara untuk mengunjungi tempat ini. Hampir setiap hari selalu ada pengunjung yang mengunjungi Candi Borobudur, tidak ada kata sepi, selalu ramai. Apalagi Saat akhir minggu atau pas musim liburan sekolah, wisatawan bisa melonjak berkali - kali lipat. Dengan adanya tempat pariwisata ini, membuat perekonomian warga sekitar meningkat, namun tidak keseluruhan warga Borobudur. Beberapa tahun yang lalu Menteri BUMN Rini Soemarno mendatangi kawasan candi Borobudur dan desa di sekitar Borobudur. Beliau meninjau bahwasanya hampir semua warga Borobudur masih di bawah garis kemiskinan, sedangkan mereka mempunyai Candi Borobudur yang ramai pengunjung tiap harinya.  Kemudian, Menteri BUMN mempunyai gagasan yakni membangun Balkondes untuk warga Borobudur. ...

Belajar Jujur Dalam Segala Hal

  Siang itu, aku sedang bermain dengan adik perempuan ku di teras rumah. Ku lihat, Tobi berjalan terburu-buru dengan membawa satu kantong kresek hitam berisi telur. Aku pun merasa penasaran, ku ikuti langkah kakinya, dia berhenti di pekarangan dekat rumahnya sedangkan aku bersembunyi di balik pohon rambutan. Tobi mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam saku celana pendek, ia membagi uang tersebut menjadi dua bagian. Yang satu ia masukkan kedalam kantong kresek sedangkan yang lainnya ia kembalikan kedalam saku celana.    Aku tetap mengamati Tobi dari kejauhan, ku lihat ia masuk kedalam rumah. Beberapa menit kemudian dia keluar rumah dengan mengendarai sepedah hitamnya. "Aku harus mengikuti Tobi" gumam ku Aku segera pulang kerumah, mengeluarkan sepedah merah ku, dan mengejar Tobi. Dia sedang berada di toko peralatan sekolah, ku hampiri dia "Tobi, kamu beli apa?" Tanya ku penuh selidik  "Aku beli penggaris dan bulpen" jawab Tobi  "Kamu ...

Bonding ala Terius

Saya adalah penggemar Drama Korea. Walaupun sudah berstatus "emak" sayapun masih tetap menyukainya. Kadang saat weekend atau pas me time sering ku gunakan untuk melihat dramkor. Semula suami tidak begitu menyukai dramkor, seiring berjalannya waktu pas aku sedang lihat, diam diam suami ikutan nonton juga. Dari situ beliau sedikit tertarik dengan dramkor, kami pun jadi sering menghabiskan waktu bareng untuk melihat dramkor. Banyak dramkor yang telah kami lihat, akan tetapi hanya ada beberapa saja yang menurut kami sangat cocok untuk dijadikan referensi dalam menjalani kehidupan diantaranya dalam mengasuh anak, membina keluarga, menjaga komitmen pernikahan dan perjuangan menggapai mimpi. Nah, saya sangat tertarik untuk mengulas salah satu dramkor yang sudah khatam kami tonton, drama tersebut berjudul "Terius Behind Me". Drama ini banyak menggambarkan adegan bonding antara anak dan ayah, menurutku cara Terius menjalin kedekatan dengan anak anak bisa di jadikan acua...