Langsung ke konten utama

Pejuang Konstantinopel




  One Day One Post komunitas yang di dalamnya banyak sekali penulis yang luar biasa hebatnya. Awalnya, aku tak sengaja menemukan akun ini di IG. Nah, pada saat itu bertepatan dengan adanya kegiatan RWC 2019. Maka aku pun ikut bergabung memeriahkan RWC 2019, masuk kedalam group Aisyah. Beberapa bulan kemudian, ODOP mengadakan ODOP Batch 7, tak perlu pikir panjang aku ikut lagi. Akan tetapi kali ini di awal harus di seleksi dulu, Oh My God, harap-harap cemas, di terima enggak ya. Karena memang aku masih belajar menulis, dan masih banyak sekali kekurangannya. "Ah kalau gak di terima gak apa-apa coba lagi tahun depan, eh ternyata lhaa kok di terima. Alhamdulillah"
Nah, dari sinilah aku menjadi pejuang Konstantinopel. 

   Saat pertama kali, aku tahu masuk dalam group Konstantinopel, angan-angan ku langsung tertuju pada mata kuliah sejarah pendidikan Islam. Kota yang memiliki andil besar dalam sejarah peradaban Islam. Namun, kali ini aku tidak akan membahas tentang negara ini, tetapi penghuni Konstantinopel, yang sudah kuanggap sebagai teman yang meramaikan hari hari ku. 

   Bayangkan, mulai dari jam 12 malam sampai ketemu jam 12 malam lagi, chat di group bisa ratusan "Ya Allah... orang orang ini luar biasa sekali" aku selalu ketawa sendiri saat membacanya, di scroll dari atas sampai ke bawah "gak ada ujungnya". Itu contoh kecil serunya geng kami "Konstantinopel". Ada juga yang tak kalah hebat nya, balapan posting antara mbak Jihan dan Mas Syaif "Ya Allah, seperti lihat balapan Moto GP. Kadang Mbak Jihan duluan, kadang Mas Syaif duluan. Mungkin ini hanya terjadi di Konstantinopel lho. Kalian berdua luar biasa"


    Di Konstantinopel semula ada 23 pejuang, akan tetapi seiring berjalannya waktu, banyak yang berguguran, hingga menyisakan beberapa pejuang. Diantaranya mbak Jihan, Mbak Herlin, Mbak Prajna, Bu Lilis I, Bu Lilis O, Mas Syaif, Mbak Riana, Mbak Karis, Mbak Lasmi, Mbak Dewi, Mbak Vera, Mbak Rahayu, Mbak Desi, dan Mbak Priyani. 
Mereka semua adalah kawan-kawan yang luar biasa dengan profesi yang berbeda beda, namun mempunyai satu misi yang sama, "semangat menulis dan berkarya" 




   Ada kegiatan yang paling aku sukai disini, Blogwalking atau jalan-jalan kerumah teman-teman dengan disuguhkan menu yang luar biasa sekali membuat ku berdecak kagum. "Tulisannya bagus-bagus, sedangkan tulisan ku, ah entahlah.." Sempat rasa percaya diri redup karena memang tulisan ku biasa-biasa saja, sedangkan teman-teman yang lain tulisannya udah bagus, enak di baca, diksinya berdaging. 


 Pernah juga kepikiran untuk mengundurkan diri karena jadwal ngelesi yang menumpuk numpuk hingga tak sempat menulis. Tapi, segera ku buang jauh-jauh pikiran buruk itu, "jadikan ini tantangan mu". Aku mengaca kepada teman-teman di Konstantinopel banyak yang lebih sibuk dariku, namun masih tetap ajeg menulis, itu adalah penyemangat ku.


     Kekompakan kami, juga dibantu oleh para penanggung jawab yang luar biasa keren ada Mbak Ibu Kiya, Mbak Naila, Mbak Dian, Mbak Saki, dan Mas Ilham ganteng sendiri diantara para penanggung jawab. 😁😁

     Dan uniknya lagi di Konstantinopel hanya ada dua laki laki, yang setia mengikuti alurnya para emak emak yang rempong banget "Alhamdulillah.. semoga ketularan rempong ya mas" hehehe 🤭🤭


  Harapan ku untuk semua penguhuni Konstantinopel, semoga hajat kita bisa di kabulkan oleh Allah, sehat terus, panjang umur, di mudahkan rezekinya, yang belum bertemu jodoh segera dipertemukan, dan semoga kita bisa bertemu secara langsung dengan personil yang kompak. Aaamiiin



#ODOP Batch 7
#KonstantinopelSquad
#BelajarTanpaHenti

Magelang, 30092019, 23:00






Komentar

  1. Jangan pernah kepikiran lagi buat undur diri ya mbaak. Bismillah. Semangat sampai akhir. *hug

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Jihan.. 🥰🥰 belajar semangat menulisnya kayak sampean.. ❤❤

      Hapus
  2. Aamiin allohumma aamiin. Berjuang bersama sampai akhir ya, Mbak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilanku Tahun 1990

Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 adalah Judul dari novel karya Pidi Baiq. Di novel ini penulis menceritakan seorang perempuan bernama Milea Adnan Husain yang menjadi tokoh aku dalam cerita ini. Semula tinggal di Jakarta kawasan Slipi, tetapi dia bersama keluarga harus pindah ke Bandung kawasan Buah Batu. Di dalam novel ini menceritakan kisah cinta antara Milea dan Dilan. Semuanya berawal saat Milea yang baru saja pindah ke kota Bandung. Latar waktu cerita ini diambil pada tahun 1990 di Bandung. Semula Milea menetap di Jakarta dan kemudian ia pindah bersama dengan keluarganya di Bandung. Bersekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Bandung. Di sekolah inilah awal mula bertemunya Milea dan Dilan, lewat berbagai ramalan - ramalan yang di ucapkan Dilan kepada Milea. Walaupun Dilan terkenal dengan anak yang nakal sering di panggil guru BP, anggota geng motor, akan tetapi dia mampu memberikan perhatian yang lebih kepada Milea. Lewat cara yang unik membuat Milea jatuh hati pada Dilan...

Ulasan Cerpen "Kerinduan Terakhir"

Tugas mengulas cerpen "Kerinduan Terakhir" ini merupakan tugas pertama saya di kelas fiksi. Setelah dua bulan lamanya di godok dalam ODOP Batch 7, lalu  memilih kelas kelas fiksi.  Membaca karya - karya orang yang sudah mumpuni dalam bidang Sastra dan fiksi membuat termotivasi dalam dunia menulis. Salah satu tulisan yang saya ulas ialah milik dari Pakdhe Winarto Sabdo yang diposting di ngodop.com  http://www.ngodop.com/art/26/Kerinduan-Terakhir Cerita ini menceritakan tentang kerinduan kekasih kepada pujaan hatinya, yang merantau di luar kota, untuk bekerja. Yatijo sangat mencintai Arimbi, begitu juga sebaliknya. Namun, tatkala Arimbi harus bekerja keluar kota meninggalkan desa, karena diajak oleh Narni, Yatijo menjadi cemas. Takut kalau kekasih hatinya tak akan pulang lagi ke desa dan melupakannya. Sebelum Arimbi berangkat ke kota, Yatijo terus saja mengingatkan agar mengirimkan pesan, dan Arimbi berjanji akan mengirim surat pada kekasihnya. Akan tetapi, Arimbi melupa...

Merantau Itu Asik

Tantangan pekan akhir ODOP Batch 7 Tantangan ke 2 Biografi teman dari ODOP Januar Atiqoh, salah satu peserta ODOP Batch 7, dari Group Kairo. Wanita cantik nan manis kelahiran Yogyakarta, 29 tahun yang lalu tepatnya pada bulan Januari. Oleh karena itu kedua orang tuanya memberikan nama Januar padanya, sebagai penanda akan kelahirannya. Atiq, panggilan yang sering disapa orang - orang untuk mengenalnya. Ada sedikit cerita, di balik nama sapaanya, dulu kala sejak kecil ia di panggil Tika oleh keluarganya, beranjak memasuki TK (Taman Kanak Kanak) ia dipanggil Atiqoh. Masa - masa SMA banyak yang menyapanya dengan sapaan Tinyoh. Ketika memasuki jenjang perkuliahaan sebutan namanya pun berganti menjadi Atiq, hingga saat ini. Sejak usia dua tahun, hidup menjadi anak rantau telah ia cecap, Slawi - Tegal, Jawa Tengah tempat rantau yang di tuju. Tanpa kerabat yang dikenal, ia bersama keluarganya membangun asa di sana. Merantau didaerah orang, tidaklah semudah berjuang dikampung halaman...