Langsung ke konten utama

"Zaujati"



احبك مثلما انت احبك كيفما كنت
Uhibbuki mitsla maa anti Uhibbuki kaifa maa Kunti

ومهما كان مهما صار انت حبيبتى انت
Wa mahmaa kaana mahmaa shooro, Antii habiibatii anti

زوجتى انت حبيبتى انت
Zaujatii, Antii habiibatii anti
Duhai istriku, Engkaulah kekasihku

حلالى انت لا اخشى عزولا همه مقتى
لقد اذن الزمان لنا بوصل غير منبتى
Halaalii anti laa akhsyaa 'azuulan himmuhuu maqti.
Laqod adzinaz zamaanu lanaa biwushlin ghoiri munbatti

سقيت الحب فى قلبى بحسن الفعل والسمت
يغيب السعد إن غبت ويصفو العيش إن جئت
Saqoitil hubba fii qolbii bihusnil fi'li wassamti
yaghiibus sa'du in ghibti wa yashful 'aisyu in ji'ti

نهاري كادح حتى إذا ما عدت للبيت
لقيتك فانجلى عني ضناى اذا ما تبسمت
Nahaarii kaadihun hattaa idzaa maa 'udtu lilbaiti
Laqiituki fanjalaa 'annii dhonaaya idzaa maa tabassamti

تضيق بى الحياة اذا بها يوما تبرمت
فأسعى جاهدا حتى احقق ما تمنيت
Tadhiiqu biyal hayaatu idzaa bihaa yauman tabarromti.
Fa as'aa jaahidan hattaa uhaqqiqo maa tamannaiti

هنائى انت فلتهنئى بدفء الحب ما عشت
فروحانا قد ائتلفا كمثل الارض والنبت
Hanaa'ii anti faltahna'ii bidif-il hubbi maa 'isyti.
Faruuhanaa qodi'talafaa kamitslil ardhi wannabti

فيا أملى ويا سكني ويا انسي وملهمتى
يطيب العيش مهما ضاقت الايام ان طبت
Fa yaa amalii wa yaa sakanii wa yaa unsii wa mulhimati.
Yathiibul 'aisyu mahmaa dhooqotil ayyamu in thibti


Tanggal 17 Desember 2016, tepat hari Sabtu pukul 08.00 pagi, dia menjabat tangan ayah, mengucapkan janji suci dengan sekali ucap,  air mataku meneteskan karena gerbang kehidupan baru akan kami lalui. Dia adalah suami ku, lelaki yang sebelumnya tidak terlalu ku kenal, kami bertemu bisa di hitung berapa kali, mungkin hanya 3 kali. Jalan jodoh setiap insan berbeda, itulah yang ku tahu.

"Di jodohkan, perjodohan" tidak pacaran sebelum menikah itulah jalan cinta kami. Aku masih ingat ketika umik ku bertanya kepada ku "nduk, udah punya calon" aku pun menhawab "dereng mik" umik ku duduk di samping ku "ada laki laki yang mencari istri,  dia orangnya baik, sholeh, sudah bekerja, dia juga pernah mondok" aku bingung harus menjawab apa, lalu umikku merangkul ku "InsyaAllah apik nduk, umik sudah melihatnya" aku masih sedikit ragu, kemudian umik memberiku selembar kertas "iki jenenge, nomore karo alamat FB ne, sampean cek" ku terima "enggeh mik" sebelum umik meninggalkan kamar ku "kalau cocok bilang umik dan ayah".


Ku tatap lama kertas itu, karena aku penasaran dengan rupanya, maka ku cari dia di social media "ketemu..." kataku
Ku buka akun FB nya, dari awal dia buat hingga terakhir postingannya "foto nya biasa saja, tapi dia terlihat orang baik" ucap ku. Beberapa hari kemudian, dia meminta ingin bertemu dengan ku, maka aku pun menyanggupinya. Kami bertemu di rumah ku, dia datang dengan seseorang yang tak kusangka, beliau adalah guru BK di SMA ku dulu. Aku sempat terkejut bagaimana mereka bisa mengenal, bagaimana mereka bertemu, pertanyaan itu memenuhi otakku hingga aku pun tidak memperhatikan apa yang di bicarakan kedua orang tuaku dengannya. Ada satu hal yang ku tangkap dari dia (calon suami) dia lebih tampan daripada di foto. Semalaman aku tertawa sendiri seperti orang gila "ternyata ganteng aslinya daripada di foto" berkali kali ku ucapkan kata kata itu.

Esok harinya ketika bangun tidur, ku buka HP, ada chat dari dia "sudah sholat" hanya dua kata namun membuat ku tersipu malu. Kami pun menjadi sering mengobrol, membicarakan banyak hal, berdiskusi, kadang juga ada sedikit perdebatan. Aku pun menjadi sering bercerita kepadanya tentang banyak hal, dia pun juga. Kamipun semakin dekat, namun kami tidak pernah bertemu karena kesibukan kami.


Pada saat dia melamar ku, dia mengatakan kepadaku "dek, aku akan pindah kerja"
"Kemana mas..? Jauh...? Nanti bagaimana..? Mengapa baru sekarang..?" Pertanyaan ku yang berderet deret membuatnya tersenyum "kok tertawa, bagaimana mas..?" Tanya ku sedikit kesal
"Ke Magelang, Jawa Tengah dekat Borobudur. Kita nanti akan ngontrak rumah disana. Aku di terima kerja di sana sebelum keluarga ku melamar mu malam ini" jawab nya. Aku tidak menanggapinya atau memberikan tanggapan apapun kecuali "owh.." dia berbisik pada ku "aku sudah bilang ke ayah dan umik, mereka tidak mempermasalahkan" aku sedikit tersenyum lega "alhamdulillah.. kok tidak cerita kalau melamar kerja di Magelang" protes ku
Dia menghela nafas panjang "aku memasukkan lamarannya juga tidak sengaja dek, hanya coba coba dan di terima, aku juga kaget, mungkin ini adalah rezeki kita" katanya


Dari awal kami jarang bertemu, dan dia harus pindah kerja jauh sekali dari kotaku, membuat kami tidak pernah bertemu. Kami hanya bersua lewat chat di wa atau telpon. Ada rasa rindu yang selalu menggelayuti hati ku tiap hari, kadang juga ada rasa cemburu saat dia tidak menjawab chat ku atau mengabaikan telpon ku. Pernah aku mulai meragukan niat baiknya untuk menikahi ku, namun salah satu teman ku mengabari ku "ojo galau maneh rin, aku udah dapat hasile, apik lhoo" pesannya di wa
"Piyeee...?" Tanya ku
"Apik.. aku udah tanya ke abah ku, dia laki laki yang baik. Uwes tho, dia bekerja demi kamu bukan untuk mendekati wanita lain. Banyak berdoa.." jawab teman ku


Umik pun mulai merasa ada yang aneh dengan ku, beliau mengajakku makan bersama "umik wes tahu ngomong tho, dia laki laki yang baik. Umik sudah melihatnya" ku hela nafas panjang "sangking pundi mik"
"Dari istikharahnya umik" jawaban dari umik seperti tamparan bagi ku. Semenjak saat itu ku singkar kan fikiran negatif ku kepadanya.


Hari pernikahan kami sudah di depan mata, tanggal 17 Desember 2016 hari Sabtu jam 8 pagi, aku resmi diperistri olehnya. Karena suami hanya diizinkan cuti selama satu minggu, maka setelah menikah kami langsung pindah kota ke Magelang.


Di Magelang kami mengontrak salah satu rumah di kampung dekatnya kantor kabupaten Magelang. Kisah cinta kami terjalin di kota ini, kota yang tidak pernah ku fikirkan untuk ku tinggali. Suatu malam aku ikut suami kerja di kantor, dia mendapat jam lembur, dan karena aku juga penasaran bagaimana tempat kerjanya. Maka aku pun membantu suami, "dek mau mendengarkan sebuah lagu" kata suami memecah keheningan kantor malam itu,
"Boleh.. lagu apa..?" Tanya ku penasaran
"Dengarkan, lalu resapi, sampean pasti nangis" jawab nya
"Lagu apa mas..?" Tanya ku lagi
Suami memainkan sebuah lagu, hanya instrumen lirih tanpa ada yang bernyanyi, dia berdiri di depan ku "Uhibbuki mitsla maa anti Uhibbuki kaifa maa Kunti.." dia pun bernyanyi. Aku memang tidak terlalu mengerti apa arti lagunya, namun ku tahu uhibbuki memiliki arti aku mencintaimu.
Aku peluk dia "aku tidak tahu lagu ini, apa artinya, siapa penyanyinya namun aku tahu lagu ini adalah lagu cinta untuk istrinya" Gumamku dalam hati.

"Lagu ini berjudul zaujati, dinyanyikan oleh Ahmad Bukhatir, aku sudah lama mendengarkan lagu ini, sejak aku mondok di Kediri. Sangking bagusnya lagu ini,  aku pernah berjanji kepada diriku, aku ingin menyanyikan lagu ini untuk istriku, dan sampean mewujudkan keinginan ku, terima kasih dek" ucapnya seraya mengecup kening ku.

"Terima Kasih Ya Allah, dia sungguh sungguh laki laki yang baik" kata hati ku dengan tetesan air mata bahagia.


Magelang, 13092019 17:56, Jum'at berkah..
"Belajar Tanpa Henti" ❤

Tugas ODOP ke 5
Batch 7



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Itu Memang Sempit (Part 6)

Part 6 "Baim duda, mereka bercerai..?" Tanyaku untuk memastikan perkataan Sari yang barusaja kudengar Sari menutup mulutnya "aku keceplosan Risa. Bagaimana ini..?" Gumamnya lirih "Maksudnya.." aku semakin bingung dan penasaran dengan fakta yang ditutupi oleh nya "Sar, ada apa..?" Tanyaku lagi Sari menghela napas panjang, sangat lama "Afi sudah meninggal, tepat setelah ia melahirkan Melani putrinya. Sejak saat itu, Baim menduda. Dia membesarkan Meimei sendirian, dia rela meninggalkan pekerjaan yang sudah lama ia geluti, demi anaknya. Sampai sekarang aku belum mendengar kalau ia akan menikah lagi" jawab Sari Kedua mataku berkaca - kaca, meneteskan buliran air mata "mengapa kamu tidak menceritakan kepadaku..?" Tanyaku sembari terisak - isak Sari memberiku tisu "ini permintaan dari keluargamu. Tante Irma tidak ingin membuka luka lamamu lagi" Jawab Sari Aku kian tersedu - sedu "Afi adalah teman kit

"Jangan Sakiti dan Sayangi Aku"

  Dikala senja menyapa, mata ini enggan untuk beranjak ke lain tempat karena memang pesona pegunungan tampak sangat nyata. Embusan angin membuat suasana menjadi semakin sejuk. Aku dan suami memilih waktu sore untuk mengunjungi festival ini, karena memang kami berburu view sore hari. Alhamdulillah, kami mendapat tempat yang lumayan strategis, dengan suasana yang sungguh sungguh kami inginkan.   Ya festival yang kami kunjungi ialah Festival Kuliner di Bakorwil Museum BPK Kota Magelang. Hampir setiap tahunnya selalu di selenggarakan dan terbilang sukses menarik para pengunjung. Kami pun selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi festival ini, karena memang makanan yang di tawarkan sangat bervariasi, dengan harga yang bermacam macam. Pemandangan yang apik pun bisa di nikmati oleh para pengunjung, karena berlatarkan kokohnya gunung Sumbing, deretan rumah warga, dan beberapa ekor rusa yang di lindungi.     "Subhanallah bagus banget ya mas, walau hanya gunung dan dataran

"Balkondes Ngadiharjo"

    Hari minggu ini, rutinitas seperti minggu-minggu yang lalu, belanja pagi bareng anak dan suami di Pasar Borobudur, pasar yang selalu ramai terletak persis di seberang gapura selamat datang Candi Borobudur, Magelang jawa tengah. Kebutuhan harian selama seminggu kedepan adalah daftar belanjaan wajib yang tak boleh kami lewatkan, tak lupa buah pisang untuk si kecil "Kamila" dan jeruk nipis untuk seduhan hangat di malam hari.   Setelah kami selesai berbelanja, suami berbisik kepada ku "dek, ke Balkondes Ngadiharjo yuk" aku pun langsung menyetujui tanpa berfikir panjang. Perjalanan menuju Balkondes tidaklah mudah, kami harus melewati jalan tanjakan dan tikungan. Tebing yang tinggi, hamparan sawah nan hijau, di tambah eloknya pemandangan bukit Menoreh, kian memanjakan mata "Subhanallah... dari dulu sampai sekarang belum berubah mas pemandangannya" kata ku    Cuaca sedikit mulai panas, namun tidak mengurungkan niat kami untuk berjalan jalan d