Langsung ke konten utama

Belajar Tanpa Henti



Hampir satu tahun ini, pekerjaan sampingan ku adalah menjadi guru les atau bimbingan belajar di desa. Pagi harinya, aku tetaplah menjadi seorang ibu rumah tangga yang berperang di medan dapur, menyajikan sarapan untuk suami, memasak sarapan untuk anakku. Seolah olah dapur adalah sahabat yang paling istimewa bagi ku. Karena di sana aku belajar banyak hal tentang rasa, kreatifitas dalam mengolah makanan dan membuat makanan yang enak serta menyehatkan.


Kala pagi mulai menghilang, siang pun menyapa, ku gunakan waktu untuk belajar disaat anak sedang tidur. Membaca buku SD, SMP, menjadi suatu hal yang wajar bagiku. Kadang aku juga merasa frustasi saat materi mereka sedikit sulit, sering uring uringan tidak jelas, kadang anak dan suami yang menjadi korban kemarahan ku.
"Sabar.. di pelajari lagi dengan kepala dingin nanti pasti faham" kata suami yang menurutku bisa dijadikan pendingin hati.


Sesudah adzan ashar berkumandang di masjid, pintu rumah selalu ku buka, agar anak anak bisa masuk. Suara salam dari mereka secara kompak "Assalamu'alaikum Mbak..." ku jawab dari dalam rumah "Wa'laikumsallam..." menyalami mereka satu persatu dan ku persilahkan mereka masuk "monggo... masuk..." mereka duduk menghadap meja masing masing.
"Ada PR tidak..?" Pertanyaan pertamaku ketika bertemu dengan mereka.
"Tidak ada mbak, tapi aku belum faham tentang bab penaksiran dan pembulatan, tadi pagi aku ujian, dapat nilai jelek" keluh si Azriel murid ku yang masih kelas empat SD


"Coba bukunya di buka" pintaku
Dia pun membukanya, ku jelaskan secara singkat, dengan bahasa yang mudah di mengerti anak SD "penaksiran dan pembulatan itu sama dengan mengira ngira, misal nya begini Azriel mempunyai 100 biji permen karet nah Azriel ingin memberikannya kepada teman sekelas, yang mana setiap anak mendapat 3 biji permen. Sedangkan teman sekelas Azriel ada 35 orang,  kira kira bisa tidak, setiap teman teman  Azriel mendapat 3 biji permen. Coba di kira kira..?"
"Enggak bisa mbak.." jawab nya
"Alasannya apa coba.." tanya ku untuk mengujinya
"Permen ku ada 100, teman teman ku ada 35, kalau mereka mendapatkan 3 biji setiap anak, maka aku perlu 105 permen mbak,  kurang 5" Jawab nya
Aku tersenyum bangga kepadanya "nah, penaksiran dan pembulatan seperti itu Azriel, tapi ada beberapa syarat yang harus kamu ketahui, misal nya ketika kamu akan membulatkan atau menaksirkan angka diatas 5 maka kamu harus membulatkan ke atas, kalau di bawah 5 menjadi di bulatkan ke bawah contoh angka 35 kalau dibulatkan menjadi 40. Sedangkan 33 kalau di bulatkan menjadi berapa..?"
"30 mbak.."
"Betul.. sudah faham, coba di kerjakan latihan nya yang di buku nanti di koreksi bersama sama"


Sebelum Maghrib mereka pun pulang, sejenak aku menghela nafas panjang "alhamdulillah... aku bisa membantu mereka" kata ku.
Suami selalu memberiku segelas air putih "diminum dek, biar seger" katanya
"Terima kasih mas" kata ku
Kami pun menunaikan sholat maghrib bersama, sebelum anak anak SMP datang belajar kami sempatkan makan malam bersama sembari bersenda gurau membicarakan banyak hal.


Setelah adzan Isyak bergema, ku buka lagi pintu rumah. Kami pun bergegas untuk menunaikan sholat Isyak berjemaah sebelum mereka datang. Tepat pukul 7 malam, ku lihat mereka belum hadir, ku tarik nafas dalam dalam lalu ku keluarkan "bismillah... pasti bisa, semangat belajar tanpa henti" kata penyemangatku.
"Assalamu'alaikum mbak..." sapa mereka serentak
"Wa'alaikumsallam..." jawab ku dari dalam kamar
Ku persilahkan mereka masuk, air muka mereka tampak suram, setelah mereka duduk, aku pun bertanya "kok kalian kelihatan sedih, ada apa..?"


"PR ku banyak mbak.." keluh Ersa
"Besok aku ujian Fisika Mbak.." Keluh Tessa
"Besok aku juga ujian Bahasa Inggris mbak" Keluh Neiska
"Mbak, tugas cerpen ku besok dikumpulkan" keluh Alfian
Ku ambil nafas dalam dalam lalu kuembuskan "ada lagi PR nya..?" Tanya ku Kemudian si Farkhan mengeluarkan buku Matematika "Mbak, aku tidak ada PR. Tapi, aku tidak bisa mengerjakan soal Matematika yang no 9 dan 10. Nanti ajari aku ya.."
"Iyaa... tapi antri dulu.."
Ku tengok si Nazal, murid ku yang masih asik bermain handphone "Nazal, ada PR..?" Tanya ku
"Tidak ada mbak, buatkan aku soal bahasa arab ya mbak"


Setiap malam aku harus berkutat dengan banyaknya materi dari mereka, mulai dari Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS, dan masih banyak lagi. Tapi, aku tidak boleh menyerah dan belajar tanpa henti. Dari mereka aku belajar banyak hal tentang ilmu yang sudah kulupakan sejak puluhan tahun yang lalu, dari mereka aku belajar lagi dan lagi.
Terima kasih para Mutiara ku.

"Belajarlah tanpa henti wahai mutiaraku" ❤❤❤❤

Tugas ODOP Batch 7
Magelang, 23:31

Komentar

  1. Mengingat kembali pelajaran yang sudah lawas, jadi harus belajar dan belajar lagi.

    BalasHapus
  2. Memang hakikat kita di dunia ini adalah "pembelajar" sehingha bisa survive dan mewujudkan satu persatu impian kita 😊👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilanku Tahun 1990

Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 adalah Judul dari novel karya Pidi Baiq. Di novel ini penulis menceritakan seorang perempuan bernama Milea Adnan Husain yang menjadi tokoh aku dalam cerita ini. Semula tinggal di Jakarta kawasan Slipi, tetapi dia bersama keluarga harus pindah ke Bandung kawasan Buah Batu. Di dalam novel ini menceritakan kisah cinta antara Milea dan Dilan. Semuanya berawal saat Milea yang baru saja pindah ke kota Bandung. Latar waktu cerita ini diambil pada tahun 1990 di Bandung. Semula Milea menetap di Jakarta dan kemudian ia pindah bersama dengan keluarganya di Bandung. Bersekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Bandung. Di sekolah inilah awal mula bertemunya Milea dan Dilan, lewat berbagai ramalan - ramalan yang di ucapkan Dilan kepada Milea. Walaupun Dilan terkenal dengan anak yang nakal sering di panggil guru BP, anggota geng motor, akan tetapi dia mampu memberikan perhatian yang lebih kepada Milea. Lewat cara yang unik membuat Milea jatuh hati pada Dilan...

Ulasan Cerpen "Kerinduan Terakhir"

Tugas mengulas cerpen "Kerinduan Terakhir" ini merupakan tugas pertama saya di kelas fiksi. Setelah dua bulan lamanya di godok dalam ODOP Batch 7, lalu  memilih kelas kelas fiksi.  Membaca karya - karya orang yang sudah mumpuni dalam bidang Sastra dan fiksi membuat termotivasi dalam dunia menulis. Salah satu tulisan yang saya ulas ialah milik dari Pakdhe Winarto Sabdo yang diposting di ngodop.com  http://www.ngodop.com/art/26/Kerinduan-Terakhir Cerita ini menceritakan tentang kerinduan kekasih kepada pujaan hatinya, yang merantau di luar kota, untuk bekerja. Yatijo sangat mencintai Arimbi, begitu juga sebaliknya. Namun, tatkala Arimbi harus bekerja keluar kota meninggalkan desa, karena diajak oleh Narni, Yatijo menjadi cemas. Takut kalau kekasih hatinya tak akan pulang lagi ke desa dan melupakannya. Sebelum Arimbi berangkat ke kota, Yatijo terus saja mengingatkan agar mengirimkan pesan, dan Arimbi berjanji akan mengirim surat pada kekasihnya. Akan tetapi, Arimbi melupa...

Merantau Itu Asik

Tantangan pekan akhir ODOP Batch 7 Tantangan ke 2 Biografi teman dari ODOP Januar Atiqoh, salah satu peserta ODOP Batch 7, dari Group Kairo. Wanita cantik nan manis kelahiran Yogyakarta, 29 tahun yang lalu tepatnya pada bulan Januari. Oleh karena itu kedua orang tuanya memberikan nama Januar padanya, sebagai penanda akan kelahirannya. Atiq, panggilan yang sering disapa orang - orang untuk mengenalnya. Ada sedikit cerita, di balik nama sapaanya, dulu kala sejak kecil ia di panggil Tika oleh keluarganya, beranjak memasuki TK (Taman Kanak Kanak) ia dipanggil Atiqoh. Masa - masa SMA banyak yang menyapanya dengan sapaan Tinyoh. Ketika memasuki jenjang perkuliahaan sebutan namanya pun berganti menjadi Atiq, hingga saat ini. Sejak usia dua tahun, hidup menjadi anak rantau telah ia cecap, Slawi - Tegal, Jawa Tengah tempat rantau yang di tuju. Tanpa kerabat yang dikenal, ia bersama keluarganya membangun asa di sana. Merantau didaerah orang, tidaklah semudah berjuang dikampung halaman...