Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Ulasan Novel Dilanku Tahun 1990

Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 adalah Judul dari novel karya Pidi Baiq. Di novel ini penulis menceritakan seorang perempuan bernama Milea Adnan Husain yang menjadi tokoh aku dalam cerita ini. Semula tinggal di Jakarta kawasan Slipi, tetapi dia bersama keluarga harus pindah ke Bandung kawasan Buah Batu. Di dalam novel ini menceritakan kisah cinta antara Milea dan Dilan. Semuanya berawal saat Milea yang baru saja pindah ke kota Bandung. Latar waktu cerita ini diambil pada tahun 1990 di Bandung. Semula Milea menetap di Jakarta dan kemudian ia pindah bersama dengan keluarganya di Bandung. Bersekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Bandung. Di sekolah inilah awal mula bertemunya Milea dan Dilan, lewat berbagai ramalan - ramalan yang di ucapkan Dilan kepada Milea. Walaupun Dilan terkenal dengan anak yang nakal sering di panggil guru BP, anggota geng motor, akan tetapi dia mampu memberikan perhatian yang lebih kepada Milea. Lewat cara yang unik membuat Milea jatuh hati pada Dilan

Ulasan Cerpen "Kerinduan Terakhir"

Tugas mengulas cerpen "Kerinduan Terakhir" ini merupakan tugas pertama saya di kelas fiksi. Setelah dua bulan lamanya di godok dalam ODOP Batch 7, lalu  memilih kelas kelas fiksi.  Membaca karya - karya orang yang sudah mumpuni dalam bidang Sastra dan fiksi membuat termotivasi dalam dunia menulis. Salah satu tulisan yang saya ulas ialah milik dari Pakdhe Winarto Sabdo yang diposting di ngodop.com  http://www.ngodop.com/art/26/Kerinduan-Terakhir Cerita ini menceritakan tentang kerinduan kekasih kepada pujaan hatinya, yang merantau di luar kota, untuk bekerja. Yatijo sangat mencintai Arimbi, begitu juga sebaliknya. Namun, tatkala Arimbi harus bekerja keluar kota meninggalkan desa, karena diajak oleh Narni, Yatijo menjadi cemas. Takut kalau kekasih hatinya tak akan pulang lagi ke desa dan melupakannya. Sebelum Arimbi berangkat ke kota, Yatijo terus saja mengingatkan agar mengirimkan pesan, dan Arimbi berjanji akan mengirim surat pada kekasihnya. Akan tetapi, Arimbi melupakan

Merantau Itu Asik

Tantangan pekan akhir ODOP Batch 7 Tantangan ke 2 Biografi teman dari ODOP Januar Atiqoh, salah satu peserta ODOP Batch 7, dari Group Kairo. Wanita cantik nan manis kelahiran Yogyakarta, 29 tahun yang lalu tepatnya pada bulan Januari. Oleh karena itu kedua orang tuanya memberikan nama Januar padanya, sebagai penanda akan kelahirannya. Atiq, panggilan yang sering disapa orang - orang untuk mengenalnya. Ada sedikit cerita, di balik nama sapaanya, dulu kala sejak kecil ia di panggil Tika oleh keluarganya, beranjak memasuki TK (Taman Kanak Kanak) ia dipanggil Atiqoh. Masa - masa SMA banyak yang menyapanya dengan sapaan Tinyoh. Ketika memasuki jenjang perkuliahaan sebutan namanya pun berganti menjadi Atiq, hingga saat ini. Sejak usia dua tahun, hidup menjadi anak rantau telah ia cecap, Slawi - Tegal, Jawa Tengah tempat rantau yang di tuju. Tanpa kerabat yang dikenal, ia bersama keluarganya membangun asa di sana. Merantau didaerah orang, tidaklah semudah berjuang dikampung halaman

Rama Yang Ku Pilih (Cerbung 5 End)

Tantangan Minggu akhir ODOP Batch 7 Cerbung 5 Episode,  Episode ke 5 Ending Hari ini ayah libur, sejak pagi buta kuajak ayah jalan - jalan di taman kota sembari menikmati udara pagi yang masih segar. Ayah tampak begitu semangat, raut wajanya sumringah, berulang kali ayah menatapku sambil melempar senyum manis. Semenjak lamaranku dengan Rama, ayah jarang sekali terlihat murung, hari demi hari selalu dipenuhi dengan gelak tawa. Kutengok ayah mulai lelah berjalan mengelilingi taman "ayah, istirahat ya.." ajakku "Okay.. di bangku sana ya" tunjuk ayah pada bangku taman yang masih kosong Kami duduk berdua sambil melihat sinar mentari yang mulai keluar dari peraduan. Embun embun di daun pun berguguran ditanah, terkena pancaran sinar surya. Cahaya matahari menelisik diantara ranting pohon, membuat kawananan burung saling berkicau merdu. Kupeluk tubuh tambun ayah dengan manja "Risa, kangen ayah" ucapku lirih Ayah membelai rambut panjangku "tiap ha

Masa Lalu Rama (Cerbung 4)

Tantangan Minggu akhir ODOP Batch 7 Cerbung 5 Episode,  Episode ke 4 Kuputuskan untuk mengambil cuti lagi dari kampus, demi merampungkan perkara hati yang kian rumit. Pertemuanku dengan Sari kala itu memberikan angin segar bagi kegundahan hati. Masih kuingat pesan darinya "kalian harus saling terbuka, sebelum menikah" kata - katanya masih terus mengiang dikepalaku. Beberapa hari ini Rama sedang ada proyek diluar kota, maka pertemuan kamipun harus ditunda. Selama aku menunggu kepulangan Rama, kugunakan waktu untuk mencari tahu tentang sosok Rama dari Baim, mereka kawan lama semasa SMP. Kami berjanji bertemu disalah satu cafe yang menjadi langgananku, tanpa sengaja kami datang bersama - sama walau dari arah yang berbeda. Kulihat Baim amat senang saat berjumpa denganku. Aku merasa dia benar - benar telah jatuh hati denganku, sedangkan hatiku sedang merangkai ikatan dengan hati yang lain. Selagi Baim berkata banyak hal, aku hanya sekali atau dua menanggapinya, sebab pi

Nasehat Sari (Cerbung 3)

Tantangan Minggu akhir ODOP Batch 7 Cerbung 5 Episode,  Episode ke 3 Senjaku masih disini, dikota kelahiran, duduk manis sembari menikmati hangatnya coffe latte yang kupesan, aromanya mengudara di ruang indra penciuman, wangi yang khas membuat terkesan. Aku bukan pecinta coffe dan sejenisnya, sedangkan Sari sahabatku yang paling suka memesan minuman yang beraroma coffe. Bagiku mencicipi caffe latte merupakan mencoba sesuatu yang baru, menyeruput dengan pelan sembari memutar - memutarkan rasa di dalan mulut cara yang biasa Sari lakukan "ternyata enak juga" gumamku lirih  Kuletakkan cangkir diatas meja, membiarkan aroma coffe mengudara disekitar. Menunggu Sari sambil menikmati jingga di ufuk barat, alunan lagu dari Terry harusnya kau pilih aku, menambah suasana hatiku kian keruh "ya aku harus memilih" ucapku lirih. Kutengok dari jendela kaca cafe, Sari sudah masuk cafe, dengan langkah terburu - buru sambil menggenggam gawainya, ia menghampiriku dengan na

Impian Meilani (Cerbung 2)

Tantangan pekan akhir ODOP Batch 7 Cerbung 5 episode,  Episode ke 2 Besok pagi, aku mendapat pesan dari Baim. Kalau ia sudah pulang dari luar kota, ia pun mengajakku bertemu di salah satu restoran cepat saji di mall. Maka kesempatan itu bisa kugunakan untuk memutuskan hubungan kami. Jam 11 siang, kami berjanji untuk bertemu. Karena macet dijalan, akupun terlambat 30 menit untuk sampai ditempat. Kutengok kanan kiri mencari Baim, namun tak ada. "Hay..." Sapa Baim dari belakangku  "Hay juga.." balas ku.  Dia membawa Meilani putrinya, sempat terkejut saat menatap wajah gadis kecil yang menggenggam tangan Baim "Ya Tuhan, wajahnya mirip sekali dengan Afi" gumam hatiku  Lama kumenatapnya hingga dia menjadi malu - malu, kusapa dia sambil berjongkok didepannya "hay Meilani".  Ia langsung menyembunyikan wajah dibalik kaki Baim, aku tersenyum meliriknya "Mei mei suka makan ice cream, mau cokelat, vanilla atau stroberi" tanya

Bunga Cinta Mekar Kembali (Cerbung 1)

Tantangan Minggu terakhir ODOP Cerbung 5 Episode,  Episode ke 1 Untuk pertama kalinya, aku berjumpa dengan Rama, lamaran kami telah selesai, tanggal pernikahan telah ditentukan, tepat 1 bulan lagi. Berdiri disampingnya membuat aku sedikit salah tingkah, lama sekali aku tak merasakan perasaan ini. Terakhir kalinya, saat aku menjadi kekasih Baim. Walaupun sekarang kami masih menjalin cinta, namun banyak rasa yang telah hilang dalam hati. Kulirik Rama yang berdiri disampingku "dia ganteng banget" gumamku dalam hati. Kutatap ia dari jarak yang dekat, tiba - tiba Jantungku berdebar - debar, deru napas kian tak teratur, tangan mulai gemetar "apakah, aku jatuh cinta dengannya?" Tanya hatiku. Saat perasaan hati tak tentu, dia genggam tanganku "ayo, makan.." ajaknya  Wajahku merona melebihi blush on yang kupakai, suhu tubuh menjadi gerah "Tuhan. Aku rasa aku telah jatuh cinta lagi" batinku  "Risa, kamu nanti akan menikah denga

Ramadhan Karim (Part 9)

 Part 9 Demi ayah dan ibu tetap bahagia, lamaran dengan laki - laki yang tak kukenal, hanya namamya yang kuhapal "Rama" selain itu entahlah dia berparas bagaimana, aku tak peduli, asalkan ayah dan ibu senang aku ikhlas menerimanya. Kurang 5 jam lagi acara lamaranku akan dilaksanakan, dirumah sudah banyak sanak keluarga yang datang, semua memberi selamat padaku, tetapi setengah hatiku masih nyasar di hati Baim, bahkan bukan lagi setengah nyaris penuh hatiku terpaut Baim.  Kutatap gaun mewah berwarna peach yang dipajang dikamar, gaunnya memang indah, bahannya yang dipilih kualitas nomor satu, didesain dengan mengikuti gaya kebaya zaman sekarang, jahitannya rapih dengan dihiasi manik - manik yang berkilauan, kalau dijual di butik harganya puluhan juta, jariknya bermotif yang senada dengan gaun kebaya, batik tulis yang sangat lembut. Aku tidak pernah menyangka kalau laki - laki yang bernama Rama akan memberiku gaun lamaran sebagus ini.  "Risaa..." Sari mem

Laki - Laki Tampan (Part 8)

Besok lusa, kuputusakan untuk pulang lagi atas permintaan ayah. Kali ini ayah yang menjemput di bandara. Sudah lama aku tak melihat raut mukanya berseri - seri. Sepanjang jalan, bibirnya tersungging manis, entah apa yang membuatnya bahagia "ayah, senang sekali" kataku sambil menatap wajahnya yang sumringah  "Iya dong. Kan, putri ayah akan menikah" ucap ayah  Sampai dirumah ibu memelukku dengan erat, kesehatannya pun lebih baik daripada satu bulan lalu. Ekspresi ibu juga sama dengan ayah, berbinar - binar terpancar dari sorot matanya. "Ada apa ibu?" Tanyaku  Lengannya merengkuh kedua bahuku "sebentar lagi kamu akan menjadi pengantin" bisik ibu ditelingaku  Aku tersipu malu "dengan siapa bu, aku kan belum punya calon" ucapku malu - malu  "Lhooo.. ayah mu belum cerita tentang Rama"  "Rama siapa bu, aku gak kenal. Ayah juga gak cerita"  Ibu mendengus kesal "Rama adalah laki - laki yang akan menika

Siapa Dia (Part 7)

Semenjak pertemuan itu, kami menjadi sering bertemu, walau tak bersua secara langsung, kami acap kali bertukar pesan singkat di whatsapp, menanyakan banyak hal, entah mengapa aku menjadi suka membawa handphone kemana - mana, sesekali kucek pesan masuk, diam - diam aku menunggu pesan darinya. Kala dia mengirim pesan padaku, hati ini sangat bahagia, senyum yang telah lama menghilang telah kembali merekah, benih - benih cinta yang sudah lama layu, kini kembali hidup, perasaan itu kembali mengisi relung kalbu "mungkin aku jatuh hati untuk kedua kalinya dengan laki - laki yang sama" kata hatiku  Sebelum aku berangkat merantau lagi, Sari menemuiku di rumah, dia datang dengan tergopoh - gopoh, langsung membawaku kekamar, dan mengunci rapat - rapat pintu "Sar, ada apa..?" Tanya keheranan  Dia menarik lenganku, menyuruhku duduk di pinggir ranjang, berdiri didepanku sambil berkacak pinggang "kamu balikan dengan Baim" tanyanya penuh cur⁵iga  "Enggakl

Bus Gita

Aroma ini kembali kucium, entah siapa pemilik parfum ini, wanginya mengikat indra penciuman. Bagaikan berdiri di tengah taman di kelilingi banyak bunga. Saat membuka mata, wanginya hilang, mungkinkah aku sedang bermimpi, namun baunya amat nyata. Ini sudah ketiga kalinya, aku mengendus aroma yang sama, akan tetapi wujudnya tak ada. Penumpang bus tidaklah sedikit, tidak mungkin mencari satu persatu hingga menemukan sumber baunya.  Aku sungguh penasaran siapa pemilik parfum ini. Melihat banyak para penumpang yang anteng - anteng saja membuat kian penasaran. Nuraniku mulai bertanya - tanya "apakah hanya aku yang mencium aroma ini, atau mereka juga merasakan hal yang sama namun cuek - cuek saja". Kusandarkan kepala dijendela kaca bus, mengedarkan mata keseluruh ruang bus mencari seseorang yang sedap dipandang "sejak kapan ada gadis bersurai panjang duduk dikursi sebelah" gumam hatiku Lama kuperhatikan gadis itu, raut wajahnya sendu, kedua mata sembab terliha

Dunia Itu Memang Sempit (Part 6)

Part 6 "Baim duda, mereka bercerai..?" Tanyaku untuk memastikan perkataan Sari yang barusaja kudengar Sari menutup mulutnya "aku keceplosan Risa. Bagaimana ini..?" Gumamnya lirih "Maksudnya.." aku semakin bingung dan penasaran dengan fakta yang ditutupi oleh nya "Sar, ada apa..?" Tanyaku lagi Sari menghela napas panjang, sangat lama "Afi sudah meninggal, tepat setelah ia melahirkan Melani putrinya. Sejak saat itu, Baim menduda. Dia membesarkan Meimei sendirian, dia rela meninggalkan pekerjaan yang sudah lama ia geluti, demi anaknya. Sampai sekarang aku belum mendengar kalau ia akan menikah lagi" jawab Sari Kedua mataku berkaca - kaca, meneteskan buliran air mata "mengapa kamu tidak menceritakan kepadaku..?" Tanyaku sembari terisak - isak Sari memberiku tisu "ini permintaan dari keluargamu. Tante Irma tidak ingin membuka luka lamamu lagi" Jawab Sari Aku kian tersedu - sedu "Afi adalah teman kit

Ternyata (Part 5)

Part 5 Biasanya kesibukanku amat banyak, pagi sampai malam kugunakan untuk mengajar para mahasiswa. Sengaja mengambil banyak jam, karena tidak mau memberi waktu longgar sedikitpun. Sekarang, aku mengambil cuti satu minggu, hari pertama dan kedua begitu menikmati, ketiga dan keempat mulai bosan dengan rutinitas yang ada. Tepat hari kelima sahabat ku Sari mengajak ketemuan di salah satu cafe. Aku langsung menyanggupi tanpa berpikir panjang. Cafe dekat pusat perbelajaan di lingkungan taman kota, tempat yang kami sepakati. Aku datang lebih dulu, memilih duduk di lantai dua, kursi dekat dengan jendela adalah pilihanku, sebab menatap bangunan kota diwaktu malam ibarat menengok pantulan bintang. Satu Gelas Caffelatte datang dengan sepiring singkong goreng keju diantar oleh pramusaji. "Risaaaaaa...." teriak Sari dari tangga, dengan napas ngos - ngosan ia menghampiriku "3 tahun kita tak berjumpa, akhirnya kita bisa berkumpul lagi" serunya "Duduklah dulu..

Satu Mobil (Part 4)

Part 4 Deg... Deg... Deg... Degup jantungku kian memburu, kerongkonganku serasa kering, sulit untuk menelan ludah, keringat dingin membasahi kening, bibir ini terkatup amat rapat, tiba - tiba gugup melandaku. "Dia, adalah orang yang tak ingin kutemui saat aku pulang kampung, namun Tuhan mentakdirkanku bertemu dengannya disini. 4 tahun yang lalu, di bandara ini aku berjanji tidak akan mengingat dan menemuinya lagi, akan tetapi kuasa Ilahi berkata lain. Setelah sekian lama, kulupakan dia, tiba - tiba dia berdiri didepanku, untuk mengantarkanku pulang. Tuhan, pertanda apakah ini.." batin hatiku Dalam perjalanan, kami tidak banyak bicara, hanya sekedar menanyakan kabar masing - masing. Suasana begitu canggung, kami hanya saling curi pandang, kuambil handphone dari dalam tas, melihat pesan whatsapp yang masuk, untuk menutupi kegugupan, gawai bisa menjadi andalan. Tet... tet... tet.. bunyi baterai habis "duh, disaat seperti ini, handphone mati, apa yang harus dilakukan. Situa

Bertemu (Part 3)

Part 3 Pernikahan Baim dan Afi kian dekat, undangan pun telah disebar, entah mengapa mereka juga mengundang ku. Akan tetapi, aku sudah membulatkan niat tak akan menghadiri pernikahan mereka, sebab aku harus kembali kuliah, mengerjakan tugas akhir.  Dua hari sebelum aku kembali merantau untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan gelar sarjana. Sari mengabariku, bahwa Baim ingin bertemu. Aku menolaknya, dengan dalih persiapan ujian skripsi. Satu hari sebelum keberangkatan, aku meminta Sari untuk kerumah "ada apa Ris..? Mengapa kamu memintaku datang" Tanya Sari penasaran  "Duduklah dulu.." pintaku  "Baiklah" Sari duduk di kursi teras rumah "Tolong, berikan ini kepada Baim dan Afi" kata ku seraya menyodorkan amplop berwarna putih  "Apa ini..?" Tanya Sari kebingungan  "Hadiah pernikahan mereka" jawabku "kamu harus menyerahkan langsung kepada Baim" ucapku lagi  "Akan kuserahkan kepadanya" Sari

Resensi Cerpen Part 4

Di buku yang berjudul Sabar Hingga Akhir Waktu (BIRU) banyak di sajikan cerpen tentang perjuangan hidup untuk tetap sabar dalam segala hal, dan kisah ini di ambil dari kisah nyata si penulis.  Cerpen ini berjudul Pengantin Air Mata, karya Aoi Tenshi • Latar atau Alur Banyak orang yang mengatakan kalau pengantin baru adalah masa yang paling indah dan membahagiakan. Namun, bagiku menjadi pengantin baru adalah masa yang paling menyedihkan. Saat kami menikah, ku lihat dia mulai menunjukkan gejala tidak sehat. Akan tetapi, aku memilih untuk berpikiran positif, bahwa ia hanya kelelahan mempersiapkan pernikahan kami. Suami ku adalah laki - laki muda yang tidak memiliki keluarga, ia hanya mempunyai seorang kakak perempuan yang sudah menikah dan tinggal di luar kota bersama suaminya. Dan, aku asalah wanita yang lebih tua dari nya 10 tahun, dia menrindukan sosok ibu, makanya dia menikahi ku. Setelah kami menikah, tanda - tanda ia tidak sehat mulai kentara. Namun, ia selalu ber