Langsung ke konten utama

Bertemu (Part 3)



Part 3

Pernikahan Baim dan Afi kian dekat, undangan pun telah disebar, entah mengapa mereka juga mengundang ku. Akan tetapi, aku sudah membulatkan niat tak akan menghadiri pernikahan mereka, sebab aku harus kembali kuliah, mengerjakan tugas akhir. 

Dua hari sebelum aku kembali merantau untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan gelar sarjana. Sari mengabariku, bahwa Baim ingin bertemu. Aku menolaknya, dengan dalih persiapan ujian skripsi. Satu hari sebelum keberangkatan, aku meminta Sari untuk kerumah "ada apa Ris..? Mengapa kamu memintaku datang" Tanya Sari penasaran 
"Duduklah dulu.." pintaku 
"Baiklah" Sari duduk di kursi teras rumah
"Tolong, berikan ini kepada Baim dan Afi" kata ku seraya menyodorkan amplop berwarna putih 
"Apa ini..?" Tanya Sari kebingungan 
"Hadiah pernikahan mereka" jawabku "kamu harus menyerahkan langsung kepada Baim" ucapku lagi 
"Akan kuserahkan kepadanya" Sari berkata sambil memasukkannya kedalam tas
"Aku besok akan kembali ke kampus, merampungkan gelar sarjana dan melanjutkan studi.." kataku 
Sari menatap ku lamat - lamat "berapa lama..?" 
Kuhela napas panjang "mungkin 3 atau 4 tahun.." 
Sari membulatkan mata "selama itu, kamu tidak akan pulang..?" 
Kutengok wajah Sari "aku ingin menyembuhkan luka, dengan bekerja keras, belajar dan menggapai cita - cita. Kemungkinan aku akan jarang pulang, Sar" 
"Pergilah Risa. Kejarlah mimpi - mimpimu, aku akan mengunjungimu saat libur" Kata Sari 

Langit membentang berwarna biru, menembus gumpalan awan, mengudara tinggi di atas permukaan laut, tanah kelahiranku tampak kecil, bagaikan noktah di lembaran "selamat tinggal kenangan lama, terima kasih telah memberi luka yang amat menyakitkan" gumam hatiku 
Sampainya di tempat tujuan, kunyalakan handphoneku, Sari memberi kabar tentang pernikahan Baim dan Afi "hadiahmu, sudah kuberikan kepada Baim" pesan yang Sari tulis untukku.
"Terima kasih, Sar.." jawabku 

Satu tahun telah kulalui tanpa pulang kampung, gelar sarjana telah kudapat. Tahun berikutnya, aku lolos ujian beasiswa S2, kegiatan semakin banyak, materi perkuliahaan tidak semudah dulu, belajar sambil bekerja sebagai guru kontrak di salah satu sekolah dasar disana, tidaklah gampang. Rasa lelah, letih dan malas berusaha kutanggalkan, sebab aku ingin membanggakan ayah dan ibu. Tepat, dua tahun kemudian, aku sukses meraih titel master. Kerja keras dan usaha yang diiringi doa, mampu mewujudkan cita - citaku untuk menjadi dosen. Sudah hampir satu tahun, aku mengajar para mahasiswa di kampus swasta dekat sekolah dasar tempatku bekerja dulu. 

"Mbak, Ibu sakit, pulang sebentar bisa.." kata Danang, adik laki - laki ku 
"Kalau hari ini mbak tidak bisa Nang, besok lusa pas weekend mbak akan pulang, sekalian cuti satu minggu nemeni ibu" jawab ku 
"Iya, mbak. Sebenarnya ibu gak mau meminta mbak Risa pulang, takut membuat mbak keingat masa lalu. Ini adalah permintaan ayah tanpa sepengetahuan ibu, mbak" ucap Danang
Kuhela napas panjang "baiklah, aku ngerti, akan kuselesaikan urusan disini, agar bisa segera pulang" 
"Iya, mbak.." gumam Danang, lalu menutup telpon

Besok lusa, aku pulang ke kampung halaman yang sudah kutinggalkan selama 4 tahun. Aku memang sengaja tidak pulang, sebab menyembuhkan luka lama bukan perkara yang enteng. Di kota rantau, banyak hal baru kujumpai, dan itu adalah obat lara hati. Lama kuberdiri di depan Bandara, menunggu kepastian Danang atau ayah yang bisa menjemputku. Akan tetapi, mereka tidak bisa. Terpaksa, aku harus naik taksi, sangking banyak taksi, bingung mau naik yang mana. Ada satu taksi yang menarik perhatianku, "MeiMeiDad" ada stiker gambar anak kecil perempuan di kaca mobil. Kuketuk jendela mobil, sopir taksi keluar lalu membuka pintu "silahkan mbak ma..." sopir taksi itu menatapku tanpa mengedipkan mata "pak.. saya mau masuk.." kataku 
"Risa.. kamu Risa kan.." katanya 
Kutautkan kedua alis "siapa anda..?" Tanyaku kebingungan 
Dia tersenyum lebar, hingga nampak lesung pipitnya "senyumnya seperti dia" gumam hatiku. 
"Aku Baim..." jawab nya 

Bersambung...

#ODOP Batch 7
Magelang, 24102019,13:42
Cerbung Mak Panda 🐼


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilanku Tahun 1990

Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 adalah Judul dari novel karya Pidi Baiq. Di novel ini penulis menceritakan seorang perempuan bernama Milea Adnan Husain yang menjadi tokoh aku dalam cerita ini. Semula tinggal di Jakarta kawasan Slipi, tetapi dia bersama keluarga harus pindah ke Bandung kawasan Buah Batu. Di dalam novel ini menceritakan kisah cinta antara Milea dan Dilan. Semuanya berawal saat Milea yang baru saja pindah ke kota Bandung. Latar waktu cerita ini diambil pada tahun 1990 di Bandung. Semula Milea menetap di Jakarta dan kemudian ia pindah bersama dengan keluarganya di Bandung. Bersekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Bandung. Di sekolah inilah awal mula bertemunya Milea dan Dilan, lewat berbagai ramalan - ramalan yang di ucapkan Dilan kepada Milea. Walaupun Dilan terkenal dengan anak yang nakal sering di panggil guru BP, anggota geng motor, akan tetapi dia mampu memberikan perhatian yang lebih kepada Milea. Lewat cara yang unik membuat Milea jatuh hati pada Dilan...

Ulasan Cerpen "Kerinduan Terakhir"

Tugas mengulas cerpen "Kerinduan Terakhir" ini merupakan tugas pertama saya di kelas fiksi. Setelah dua bulan lamanya di godok dalam ODOP Batch 7, lalu  memilih kelas kelas fiksi.  Membaca karya - karya orang yang sudah mumpuni dalam bidang Sastra dan fiksi membuat termotivasi dalam dunia menulis. Salah satu tulisan yang saya ulas ialah milik dari Pakdhe Winarto Sabdo yang diposting di ngodop.com  http://www.ngodop.com/art/26/Kerinduan-Terakhir Cerita ini menceritakan tentang kerinduan kekasih kepada pujaan hatinya, yang merantau di luar kota, untuk bekerja. Yatijo sangat mencintai Arimbi, begitu juga sebaliknya. Namun, tatkala Arimbi harus bekerja keluar kota meninggalkan desa, karena diajak oleh Narni, Yatijo menjadi cemas. Takut kalau kekasih hatinya tak akan pulang lagi ke desa dan melupakannya. Sebelum Arimbi berangkat ke kota, Yatijo terus saja mengingatkan agar mengirimkan pesan, dan Arimbi berjanji akan mengirim surat pada kekasihnya. Akan tetapi, Arimbi melupa...

Merantau Itu Asik

Tantangan pekan akhir ODOP Batch 7 Tantangan ke 2 Biografi teman dari ODOP Januar Atiqoh, salah satu peserta ODOP Batch 7, dari Group Kairo. Wanita cantik nan manis kelahiran Yogyakarta, 29 tahun yang lalu tepatnya pada bulan Januari. Oleh karena itu kedua orang tuanya memberikan nama Januar padanya, sebagai penanda akan kelahirannya. Atiq, panggilan yang sering disapa orang - orang untuk mengenalnya. Ada sedikit cerita, di balik nama sapaanya, dulu kala sejak kecil ia di panggil Tika oleh keluarganya, beranjak memasuki TK (Taman Kanak Kanak) ia dipanggil Atiqoh. Masa - masa SMA banyak yang menyapanya dengan sapaan Tinyoh. Ketika memasuki jenjang perkuliahaan sebutan namanya pun berganti menjadi Atiq, hingga saat ini. Sejak usia dua tahun, hidup menjadi anak rantau telah ia cecap, Slawi - Tegal, Jawa Tengah tempat rantau yang di tuju. Tanpa kerabat yang dikenal, ia bersama keluarganya membangun asa di sana. Merantau didaerah orang, tidaklah semudah berjuang dikampung halaman...