Langsung ke konten utama

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Identitas Buku

Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin 
Karya : Tere-Liye 
Jenis Buku : Novel
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama 
Tahun Terbit : 2014 
Halaman : 246 halaman
Ukuran Buku : 20 cm
No ISBN : 978-979-22-5780-9

Sinopsis Novel

  Perjuangan Tania, si gadis kecil berusia 8 tahun yang harus kehilangan sosok ayah nya, karena penyakit TBC. Dia mempunyai seorang adik laki laki bernama Dede, yang masih berumur 3 tahun. Mereka hidup dengan ibunya, kehidupan mereka semakin sulit pasca di tinggal ayah. Semula mereka mengontrak di sebuah rumah, namun lama kelamaan mereka tidak bisa membayar kontrakan dan harus pindah di rumah kardus yang kumuh. Mereka pun harus putus sekolah karena tidak ada biaya. Kesehatan ibunya juga kian memburuk, yang membuat mereka harus bekerja, menjadi pengamen dari bis satu ke bis yang lain. 

   Nasib buruk Tania berubah 100% menjadi baik, kala ia bertemu malaikat nya, Danar. Dia membantu keluarga Tania, mulai dari memberikan tempat tinggal, kehidupan nan layak, dan menjanjikan masa depan yang lebih baik. Seiring berjalannya waktu, Tania mulai menaruh rasa suka kepada malaikatnya, sejak ia masih di kepang dua. 

 Kebahagiaan Tania terasa sempurna, dengan apa yang ia miliki. Ibu nya semakin sehat, ibunya juga memiliki usaha membuat kue, sekolahnya dengan Dede berjalan lancar, dan hubungannya dengan Danar kian dekat bagaikan kerabat. Namun, kuasa Tuhan tidak ada yang tahu, kebagiaan yang di peroleh Tania ternyata hanya bertahan sebentar, ibunya sakit kanker paru-paru. Hari hari Tania berubah menjadi redup saat ia harus menerima kenyataan kalau ibunya meninggal dunia. Dan untuk kesekian kalinya Danar membantu nya untuk bangkit lagi "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin" akhirnya Tania dan Dede mampu mengikhlaskan kepergian ibunya. 

  Waktu berjalan cepat bagaikan desingan peluru, Tania telah tumbuh menjadi gadis yang cantik, dan pintar. Rasa di hatinya tidak pernah padam, yakni mencintai Danar. Walaupun raga nya harus berpisah dengan Danar, karena ia harus bersekolah di Singapura, cinta itu malah kian kuat mengakar di hati Tania. Akan tetapi ia sangat pandai menutupi rasanya karena ia tidak ingin merusak hubungan meraka sebagai kakak dan adik. 

    Daripada memikirkan perasaan hatinya, ia memilih untuk belajar giat hingga ia lulus dari bangku SMA dengan nilai yang baik. Ketika upacara kelulusannya, Danar berjanji akan hadir, dan dia menepatinya, akan tetapi dia mengajak kak Ratna, mantan kekasihnya. Dunia Tania menjadi gelap, kala mengetahui kalau mereka telah berbaikan, dan akan menikah. Pupus sudah harapan cinta Tania. 

   Tania berubah menjauhi Danar dan Kak Ratna, bahkan saat pernikahan mereka, dia tidak datang. Tania harus berbenah dengan hatinya yang kalut, dengan tetap tinggal di Singapura. Lama ia tidak pulang, maka ia pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia dengan perasaan hati yang lebih bisa menerima pernikahan Danar dan Kak Ratna. 

   Mengetahui pernikahan kedua kakaknya bahagia dan baik baik saja, ia pun memutuskan untuk kembali ke Singapura. Namun, tiba-tiba kak Ratna memberi tahu kepada Tania, jika pernikahan mereka sedang bermasalah. 

    Tania bingung, apa yang harus ia lakukan, akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan menanyakan langsung kepada Danar. Sebelum ia bertemu dengan Danar, adik Tania menjelaskan semuanya, bahwa Danar juga memiliki rasa yang sama dengan Tania. 

  Di bawah pohon linden mereka bertemu, malam itu Tania mengakui perasaanya kepada Danar, begitu juga sebaliknya. Namun, mau bagaimana lagi, Danar sudah menikah dengan Ratna. Dan Tania memutuskan, untuk kembali ke Singapura menjalani kehidupan barunya dan tidak akan kembali lagi.

Kelebihan :
1. Banyak menyiratkan nilai nilai moral yang baik untuk pembaca. Seperti tidak putus asa, ikhlas, dan berlapang dada.
2. Menggunakan bahasa yang ringan, hingga mudah di pahami
3. Mampu membawa perasaan pembaca kepada isi ceritanya, "ah jadi baper"
4. Kadang diselingi dengan guyonan dan bumbu romantis

Kekurangan :
1. Alur maju mundur nya, kadang membuat pembaca harus benar benar fokus
2. Ada beberapa kata yang sulit di mengerti
3. Dalam cerita ada tulisan Dedetakmengerti, seharusnya Dede tak mengerti kurang spasi saja.
4. Ada typo (salah ketik) namun tidak banyak, hanya satu atau dua kata saja


Kesimpulan :
Buku ini bagus untuk di baca, apalagi untuk para remaja yang baru mengenal yang namanya cinta. Walaupun ada sedikit kekuarangan namun bisa di tutupi oleh banyak nya kelebihan.

#ODOP Batch 7
#Tantanganpekan3
#Resensi/reviewbuku

Magelang, 28092019, 22:49

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Itu Memang Sempit (Part 6)

Part 6 "Baim duda, mereka bercerai..?" Tanyaku untuk memastikan perkataan Sari yang barusaja kudengar Sari menutup mulutnya "aku keceplosan Risa. Bagaimana ini..?" Gumamnya lirih "Maksudnya.." aku semakin bingung dan penasaran dengan fakta yang ditutupi oleh nya "Sar, ada apa..?" Tanyaku lagi Sari menghela napas panjang, sangat lama "Afi sudah meninggal, tepat setelah ia melahirkan Melani putrinya. Sejak saat itu, Baim menduda. Dia membesarkan Meimei sendirian, dia rela meninggalkan pekerjaan yang sudah lama ia geluti, demi anaknya. Sampai sekarang aku belum mendengar kalau ia akan menikah lagi" jawab Sari Kedua mataku berkaca - kaca, meneteskan buliran air mata "mengapa kamu tidak menceritakan kepadaku..?" Tanyaku sembari terisak - isak Sari memberiku tisu "ini permintaan dari keluargamu. Tante Irma tidak ingin membuka luka lamamu lagi" Jawab Sari Aku kian tersedu - sedu "Afi adalah teman kit

"Jangan Sakiti dan Sayangi Aku"

  Dikala senja menyapa, mata ini enggan untuk beranjak ke lain tempat karena memang pesona pegunungan tampak sangat nyata. Embusan angin membuat suasana menjadi semakin sejuk. Aku dan suami memilih waktu sore untuk mengunjungi festival ini, karena memang kami berburu view sore hari. Alhamdulillah, kami mendapat tempat yang lumayan strategis, dengan suasana yang sungguh sungguh kami inginkan.   Ya festival yang kami kunjungi ialah Festival Kuliner di Bakorwil Museum BPK Kota Magelang. Hampir setiap tahunnya selalu di selenggarakan dan terbilang sukses menarik para pengunjung. Kami pun selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi festival ini, karena memang makanan yang di tawarkan sangat bervariasi, dengan harga yang bermacam macam. Pemandangan yang apik pun bisa di nikmati oleh para pengunjung, karena berlatarkan kokohnya gunung Sumbing, deretan rumah warga, dan beberapa ekor rusa yang di lindungi.     "Subhanallah bagus banget ya mas, walau hanya gunung dan dataran

"Balkondes Ngadiharjo"

    Hari minggu ini, rutinitas seperti minggu-minggu yang lalu, belanja pagi bareng anak dan suami di Pasar Borobudur, pasar yang selalu ramai terletak persis di seberang gapura selamat datang Candi Borobudur, Magelang jawa tengah. Kebutuhan harian selama seminggu kedepan adalah daftar belanjaan wajib yang tak boleh kami lewatkan, tak lupa buah pisang untuk si kecil "Kamila" dan jeruk nipis untuk seduhan hangat di malam hari.   Setelah kami selesai berbelanja, suami berbisik kepada ku "dek, ke Balkondes Ngadiharjo yuk" aku pun langsung menyetujui tanpa berfikir panjang. Perjalanan menuju Balkondes tidaklah mudah, kami harus melewati jalan tanjakan dan tikungan. Tebing yang tinggi, hamparan sawah nan hijau, di tambah eloknya pemandangan bukit Menoreh, kian memanjakan mata "Subhanallah... dari dulu sampai sekarang belum berubah mas pemandangannya" kata ku    Cuaca sedikit mulai panas, namun tidak mengurungkan niat kami untuk berjalan jalan d