Langsung ke konten utama

LDR Untuk Ketiga Kalinya



  Kerja keras Damar tidaklah sia sia untuk mewujudkan mimpi nya, lulus dan mendapatkan nilai baik. Bagi Damar kuliah di luar negeri dan mampu menyelesaikan program sarjananya dengan tepat waktu bagaikan sebuah perjuangan yang melelahkan. Namun banyak hal yang ia peroleh, teman, ilmu, pengalaman dan wawasan tentang Amerika. Dan, tiba saatnya ia untuk pulang ke Indonesia, bersua dengan orang orang yang sangat ia rindukan. 



"Sara, aku sudah ada di Indonesia. Kamu tidak ingin menemui ku?" Pesan dari Damar, yang ia kirim melalui whatsapp.
Lama Damar tidak mendapatkan balasan dari Sara, dia pun menelpon kekasihnya, akan tetapi tidak ada tanggapan. "Apakah dia sedang sibuk kuliah?" Gumam Damar


Tiga jam kemudian, handphone Damar berbunyi ..Tulalit.. Tulalit.. Tulalit. 
"Sara.... " Sapa Damar 
"Damar..." Sapa Sara 
"Bagaimana kabar mu?" Tanya Damar 
"Baik. Katanya kamu akan pulang akhir tahun ini, kok cepat..?" 
"Aku rindu dengan negara ku, dan kamu" 
Sara diam tidak memberi tanggapan atas ucapan Damar "Sara.. kok diam.." suara Damar membuyarkan lamunan Sara "aku harus Koas, dan ini sangat menentukan pemberian gelar kedokteran ku" kata Sara lirih, yang setelahnya terdengar sesenggukkan. 
"Kamu menangis?" Tanya Damar memastikan 
"Dulu pas kamu wisuda, aku tidak bisa hadir di sana karena ujian skripsi ku, dan sekarang kamu pulang ke Indonesia, aku malah pergi koas" jawab Sara sambil tersedu sedu 
"Hay... jangan menangis, nanti jadi jelek. Calon dokter tidak boleh cengeng, harus kuat.." kata Damar


   Hanya suara tangisan yang terdengar dari ujung telpon, Damar menghela napas panjang, dia tahu kalau kekasihnya ingin menemuinya akan tetapi ada hal yang lebih penting dari dirinya, menggapai cita-cita. "Mungkin perasaan ini yang di rasakan Sara, ketika kami LDR, ingin bertemu namun waktu tak mampu menyatukan cinta yang merindu" bathin Damar


   Terdengar Sara sudah tidak lagi menangis, dengan suara yang masih parau ia berucap kepada Damar "maaf, aku belum bisa menemui mu, empat tahun kamu tidak pulang ke Indonesia, rasa nya rinduku sudah menjamur di mana-mana, ada kesempatan untuk bertemu tapi..." sara tidak bisa melanjutkan kata kata nya 
Damar pun melanjutkan sepenggal perkataan yang terputus dari Sara "Tapi mimpi mu lebih penting daripada aku. Itukan yang ingin kamu ucapkan.." 
Sara menganggukkan kepala seraya mengatakan "iyaaa... aku sungguh sungguh minta maaf Damar" 
"It's ok Sara, do the best and you can do it. Aku akan sabar menunggu mu" ucap Damar


    Sudah satu tahun lamanya Damar tinggal di Indonesia, namun ia malah tidak bisa menemui kekasih hatinya. "Aku disini dan kau di sana kita berjumpa via suara.." sepenggal lirik lagu dari RAN yang berjudul jauh di mata dekat di hati, sangat cocok untuk suasana hati Damar. Menurut Damar menghormati keinginan Sara, adalah cara mereka merajut cinta.


  Pagi itu Damar sedang tidak ada jam mengajar, setelah ia menyelesaikan sholat dhuha nya, ia mendengar nada dering handphonenyabersuara, "Assalamu'alaikum mas Galang" sapa Damar 
"Wa'alikumsallam Damar.." sapa balik Mas Galang, sahabat Damar saat di Amerika. Bagi Damar, bertemu dengan Mas Galang ibarat menemukan mutiara di air yang keruh. Banyak pelajaran dan pengalaman yang ia peroleh dari kisah hidup mas Galang. Dari nya, Damar belajar ilmu agama lagi yang telah lama ia abaikan. 
"Damar... lamaran mu bagaimana? Sudah dapat panggilan belum?" Tanya Mas Galang, 
"Belum ada panggilan mas, mungkin belum rezeki ku untuk kembali kesana lagi" jawab Damar 
"Berdoa terus, siapa tahu kamu bisa bekerja disini.." 
"Iya mas.." 
"Lalu, pacar mu bagaimana..?" 
Damar menghela napas "ia sedang koas mas, gak boleh di ganggu. Yaaa mau gimana lagi, sekarang aku yang merasakan LDR" kata Damar sambil terkekeh 


  Terdengar gelak tawa dari Mas Galang.. hahahahaha.. hahaaha... 
" kasihan sekali nasib percintaan mu Damar. Yang sabar, berdoa terus untuk kesuksesan kalian" 
"Iya mas Galang..." 
"Kamu masih bekerja sebagai guru Bahasa Inggris?" 
"Iya mas, sembari menunggu panggilan kerja. Biar waktu gak terbuang sia sia mas" 
"Alhamdulillah... semoga menjadi ladang amal mu. Eh, sholat mu sudah gak bolong bolong lagi kan.."
"Enggak dong mas" 
"Alhamdulillah.. jangan tinggalkan sholat lagi, Damar. Sukses di dunia tapi tidak diimbangi dengan sukses di akhirat, maka kehampaan yang akan di dapat" 
"Iya mas, semoga aku tetap istiqomah dan bisa menambah ibadah yang sunnah" 
"Harus... pokok ingat gusti Allah. InsyaAllah hidup mu anteng, ayem, tentrem"
"Inggih mas, matur suwun" 
"Podo podo. Aku tutup dulu ya, ada yang mencari ku.. Assalamu'alaikum" 
"Wa'alaikumsallam" 


   Masa koas pun di lewati oleh Sara dengan lancar, dua tahun lamanya agar ia lulus menjadi seorang dokter. Akan tetapi perjuangannya untuk menjadi dokter yang sebenarnya, masih membutuhkan beberapa tahap lagi. Walaupun melelahkan dan menguras tenaga, Sara selalu berusaha untuk menikmati setiap proses yang ia alami. Wajah Sara tampak sumringah, kala ia keluar dari rumah sakit tempat ia koas "yes.. waktunya aku menemui Damar" teriak Sara kegirangan.
Ia mengambil handphone di dalam saku jas putih yang ia pakai, ia tekan nomor Damar, namun tidak ada jawaban, hanya bunyi "tut... tut... tut... tut..". Berulang kali ia memanggil nomor Damar, akan tetapi tidak ada respon "kok tut.. tut.. terus yaa.." Sara mendengus kesal. 



  Pada malam hari sebelum Sara terlelap, ia mendengar bunyi handphone nya, ia melihat Damar sedang menghubunginya, "hallo Damar, kemana saja, di telpon gak diangkat" protes Sara 
"Aku lagi di perjalanan" jawab Damar 
"Kamu mau kemana?" Tanya Sara penasaran 
Sara mendengar deru napas Damar tidak teratur, Damar juga tidak segera menjawab pertanyaan Sara, membuat hatinya sedikit cemas "Damar... ada apa..?" Tanya Sara memastikan 
Damar masih enggan untuk berujar, "Damar.. jangan membuat ku cemas. Ada apa..?" 
"Aku harus kembali ke Amerika.." jawab Damar 
"Untuk apa..? Kuliah mu sudah selesai disana?" 
"Ada interview kerja" 
"Kalau diterima, kamu akan bekerja disana?" 
"Iyaa..." 


Lama mereka tidak bersuara, hening... 


  Damar mendengar Sara berkali menarik napas lalu mengeluarkannya "mungkin kita akan LDR lagi, Sara.." Ucap Damar memecah keheningan diantara mereka 
"Mungkin Damar. Hari ini masa koas ku rampung, dan aku ingin sekali menemui mu. Tapi, kamu malah akan pergi lagi ke Amerika.." 
Damar tersenyum tipis "sabar Sara, mungkin belum waktunya raga kita bertemu, biarlah suara kita yang saling menyapa" 
"Andai saja, saat aku koas, aku menjadi anak yang sedikit bandel. Mungkin aku bisa memeluk mu.." 
Damar terkekeh "jangan menyesali apa yang sudah terjadi, kalau kamu bandel, mungkin saat ini kamu masih koas" 
"Betul juga katamu Damar, untung aku anak baik dan rajin. Koas ku rampung dengan cepat, rasanya aku gak mau mengulanginya lagi.." Sara berkata lalu terdengar gelak tawanya. 


"Kamu tidak apa apa, ini sudah LDR ke 3 kita lhoo?" Tanya Damar 
"Sudah biasa Damar, jangan khawatir, hatiku sudah kebal..." jawab Sara 
"Baiklah. Sara, masih ingat dengan janjimu. Selesaikan program dokter spesialis sebelum 30 tahun" 
"Ingatlah.. ada apa...? Hadiah nya mau di berikan sekarang?" 
"Enggak..." 
"Lalu..?" 
"Jangan menyerah, tetap semangat, aku hanya bisa membantu melalui doa doa ku, Sara.." 
"Kamu juga, Damar. Berhati-hatilah disana, aku akan merindukan mu lagi.." 



Mereka pun mengakhiri percakapan panjang nya, karena Waktu semakin malam, dan rasa kantuk mulai menjalari mata mereka. 


Bersambung... 


#ODOP Batch 7 
Magelang, 27092019, 23:09


Komentar

  1. Bayangin Damar jadi balik muda lagi. Eh maksudnya balik ABG lagi. Hahaha. Lanjut mbaa

    BalasHapus
  2. Gimana ya ngerasain LDR indonesia-usa, aq dulu aja mojokerto-surabaya dah ga karuan rasanya wakwakwak..akuny memang lebay 😄

    BalasHapus
  3. Waah..kapan ketemunya ya..satu datang satu pergi..gak pernah ketemu ketemu nih..hihi

    BalasHapus
  4. LDR entah mau ngoment apa karena merasakan lagu RAN dari awal sdh jd teman hufttt eh kok curhat

    BalasHapus
  5. LDR itu berat,, lanjutkann mbak 😉

    BalasHapus
  6. LDR oh LDR, aku tidak mampu untuk melaluinya ....
    Bikin penasaran kelanjutannua

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia Itu Memang Sempit (Part 6)

Part 6 "Baim duda, mereka bercerai..?" Tanyaku untuk memastikan perkataan Sari yang barusaja kudengar Sari menutup mulutnya "aku keceplosan Risa. Bagaimana ini..?" Gumamnya lirih "Maksudnya.." aku semakin bingung dan penasaran dengan fakta yang ditutupi oleh nya "Sar, ada apa..?" Tanyaku lagi Sari menghela napas panjang, sangat lama "Afi sudah meninggal, tepat setelah ia melahirkan Melani putrinya. Sejak saat itu, Baim menduda. Dia membesarkan Meimei sendirian, dia rela meninggalkan pekerjaan yang sudah lama ia geluti, demi anaknya. Sampai sekarang aku belum mendengar kalau ia akan menikah lagi" jawab Sari Kedua mataku berkaca - kaca, meneteskan buliran air mata "mengapa kamu tidak menceritakan kepadaku..?" Tanyaku sembari terisak - isak Sari memberiku tisu "ini permintaan dari keluargamu. Tante Irma tidak ingin membuka luka lamamu lagi" Jawab Sari Aku kian tersedu - sedu "Afi adalah teman kit

"Jangan Sakiti dan Sayangi Aku"

  Dikala senja menyapa, mata ini enggan untuk beranjak ke lain tempat karena memang pesona pegunungan tampak sangat nyata. Embusan angin membuat suasana menjadi semakin sejuk. Aku dan suami memilih waktu sore untuk mengunjungi festival ini, karena memang kami berburu view sore hari. Alhamdulillah, kami mendapat tempat yang lumayan strategis, dengan suasana yang sungguh sungguh kami inginkan.   Ya festival yang kami kunjungi ialah Festival Kuliner di Bakorwil Museum BPK Kota Magelang. Hampir setiap tahunnya selalu di selenggarakan dan terbilang sukses menarik para pengunjung. Kami pun selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi festival ini, karena memang makanan yang di tawarkan sangat bervariasi, dengan harga yang bermacam macam. Pemandangan yang apik pun bisa di nikmati oleh para pengunjung, karena berlatarkan kokohnya gunung Sumbing, deretan rumah warga, dan beberapa ekor rusa yang di lindungi.     "Subhanallah bagus banget ya mas, walau hanya gunung dan dataran

"Balkondes Ngadiharjo"

    Hari minggu ini, rutinitas seperti minggu-minggu yang lalu, belanja pagi bareng anak dan suami di Pasar Borobudur, pasar yang selalu ramai terletak persis di seberang gapura selamat datang Candi Borobudur, Magelang jawa tengah. Kebutuhan harian selama seminggu kedepan adalah daftar belanjaan wajib yang tak boleh kami lewatkan, tak lupa buah pisang untuk si kecil "Kamila" dan jeruk nipis untuk seduhan hangat di malam hari.   Setelah kami selesai berbelanja, suami berbisik kepada ku "dek, ke Balkondes Ngadiharjo yuk" aku pun langsung menyetujui tanpa berfikir panjang. Perjalanan menuju Balkondes tidaklah mudah, kami harus melewati jalan tanjakan dan tikungan. Tebing yang tinggi, hamparan sawah nan hijau, di tambah eloknya pemandangan bukit Menoreh, kian memanjakan mata "Subhanallah... dari dulu sampai sekarang belum berubah mas pemandangannya" kata ku    Cuaca sedikit mulai panas, namun tidak mengurungkan niat kami untuk berjalan jalan d