Langsung ke konten utama

"Jangan Sakiti dan Sayangi Aku"


  Dikala senja menyapa, mata ini enggan untuk beranjak ke lain tempat karena memang pesona pegunungan tampak sangat nyata. Embusan angin membuat suasana menjadi semakin sejuk. Aku dan suami memilih waktu sore untuk mengunjungi festival ini, karena memang kami berburu view sore hari. Alhamdulillah, kami mendapat tempat yang lumayan strategis, dengan suasana yang sungguh sungguh kami inginkan.


  Ya festival yang kami kunjungi ialah Festival Kuliner di Bakorwil Museum BPK Kota Magelang. Hampir setiap tahunnya selalu di selenggarakan dan terbilang sukses menarik para pengunjung. Kami pun selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi festival ini, karena memang makanan yang di tawarkan sangat bervariasi, dengan harga yang bermacam macam. Pemandangan yang apik pun bisa di nikmati oleh para pengunjung, karena berlatarkan kokohnya gunung Sumbing, deretan rumah warga, dan beberapa ekor rusa yang di lindungi.


    "Subhanallah bagus banget ya mas, walau hanya gunung dan dataran tinggi saja sudah ngademin mata" kata ku pada suami
"Kuasa Allah sungguh luar biasa dek.." kata nya sambil merangkul bahu ku
"Ibu... ibu.. Usaa.. Usa.." teriak anakku kegirangan saat melihat ada rusa yang datang "usa makan buk.." dia ingin memberi makan rusa, namun kami tidak menemukan adanya makanan untuk rusa. Dia mulai merengek "buk.. Usa Makan.." kami pun mencabuti rumput yang sudah tinggi dan memberikannya kepada anakku "kasihkan ke rusa nak" dia mulai tersenyum "makan usa"


   "Mbak, di beri makan batang sawi ini saja" kata penjual mie ayam yang berjualan di dekat kami
"Iya buk, terima kasih" kata ku
Raut muka anakku semakin bahagia, saat ia tahu kalau ada makanan untuk para rusa. "Usaa makan anyak.." kata anakku dengan semangat
Kami pun tertawa melihat tingkah lucu nya, ketika ia suka mengajak bicara hewan yang ia temui "usaa makan anyak, babuk... "


  Di tengah tengah anakku yang sedang memberi makan rusa, ada dua orang anak kecil yang melempari rusa dengan batu batu kerikil. Rusa itu pun berlari bersembunyi di balik pohon. "Wah... rusane wedhi, di lempari maneh yaa ben kapok" kata salah seorang anak laki laki
"Iya.. weh kenek awak e" kata yang lainnya dengan bangga
Anakku pun menjadi takut saat melihat mereka mulai membabi buta melempari rusa dengan batu kerikil. "Buuk akut.." kata anakku


   Suami hendak menasehati kedua anak laki laki tersebut, akan tetapi niat nya ia urungkan. Karena si rusa mulai geram dengan kejahilan mereka, beberapa ekor rusa yang bertubuh besar keluar dari balik pohon, dengan menodongkan tanduk besar mereka. Dari gelagat si rusa, bisa di artikan kalau mereka mulai marah. Kedua anak laki laki itu pun berlari menjauh dari kerumunan rusa "kewan kie butuh mangan lhe, ora malah di ganggu, nesu tho rusane, untung ae kowe gak di tanduk" lari mereka di tahan oleh seorang bapak yang biasa merawat para rusa.


 Setelah kepergian mereka, rusa pun menampakkan lagi. "Usa makan anyak..." kata anakku dengan memberinya makan
Ku peluk dia dari belakang "nak, kelakuan dari dua kakak tadi jangan di tiru ya. Hewan itu gak boleh di pukul, kasihan mereka nak. Kalau mereka lapar di beri makan, jangan di ganggu karena hewan juga mahluk hidup yang memiliki perasaan namun mereka tidak mempunyai akal" kata ku
"Iya ibukk..." jawab dari anakku


ODOP Batch 7
Magelang, 22.48

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilanku Tahun 1990

Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 adalah Judul dari novel karya Pidi Baiq. Di novel ini penulis menceritakan seorang perempuan bernama Milea Adnan Husain yang menjadi tokoh aku dalam cerita ini. Semula tinggal di Jakarta kawasan Slipi, tetapi dia bersama keluarga harus pindah ke Bandung kawasan Buah Batu. Di dalam novel ini menceritakan kisah cinta antara Milea dan Dilan. Semuanya berawal saat Milea yang baru saja pindah ke kota Bandung. Latar waktu cerita ini diambil pada tahun 1990 di Bandung. Semula Milea menetap di Jakarta dan kemudian ia pindah bersama dengan keluarganya di Bandung. Bersekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Bandung. Di sekolah inilah awal mula bertemunya Milea dan Dilan, lewat berbagai ramalan - ramalan yang di ucapkan Dilan kepada Milea. Walaupun Dilan terkenal dengan anak yang nakal sering di panggil guru BP, anggota geng motor, akan tetapi dia mampu memberikan perhatian yang lebih kepada Milea. Lewat cara yang unik membuat Milea jatuh hati pada Dilan...

Ulasan Cerpen "Kerinduan Terakhir"

Tugas mengulas cerpen "Kerinduan Terakhir" ini merupakan tugas pertama saya di kelas fiksi. Setelah dua bulan lamanya di godok dalam ODOP Batch 7, lalu  memilih kelas kelas fiksi.  Membaca karya - karya orang yang sudah mumpuni dalam bidang Sastra dan fiksi membuat termotivasi dalam dunia menulis. Salah satu tulisan yang saya ulas ialah milik dari Pakdhe Winarto Sabdo yang diposting di ngodop.com  http://www.ngodop.com/art/26/Kerinduan-Terakhir Cerita ini menceritakan tentang kerinduan kekasih kepada pujaan hatinya, yang merantau di luar kota, untuk bekerja. Yatijo sangat mencintai Arimbi, begitu juga sebaliknya. Namun, tatkala Arimbi harus bekerja keluar kota meninggalkan desa, karena diajak oleh Narni, Yatijo menjadi cemas. Takut kalau kekasih hatinya tak akan pulang lagi ke desa dan melupakannya. Sebelum Arimbi berangkat ke kota, Yatijo terus saja mengingatkan agar mengirimkan pesan, dan Arimbi berjanji akan mengirim surat pada kekasihnya. Akan tetapi, Arimbi melupa...

Merantau Itu Asik

Tantangan pekan akhir ODOP Batch 7 Tantangan ke 2 Biografi teman dari ODOP Januar Atiqoh, salah satu peserta ODOP Batch 7, dari Group Kairo. Wanita cantik nan manis kelahiran Yogyakarta, 29 tahun yang lalu tepatnya pada bulan Januari. Oleh karena itu kedua orang tuanya memberikan nama Januar padanya, sebagai penanda akan kelahirannya. Atiq, panggilan yang sering disapa orang - orang untuk mengenalnya. Ada sedikit cerita, di balik nama sapaanya, dulu kala sejak kecil ia di panggil Tika oleh keluarganya, beranjak memasuki TK (Taman Kanak Kanak) ia dipanggil Atiqoh. Masa - masa SMA banyak yang menyapanya dengan sapaan Tinyoh. Ketika memasuki jenjang perkuliahaan sebutan namanya pun berganti menjadi Atiq, hingga saat ini. Sejak usia dua tahun, hidup menjadi anak rantau telah ia cecap, Slawi - Tegal, Jawa Tengah tempat rantau yang di tuju. Tanpa kerabat yang dikenal, ia bersama keluarganya membangun asa di sana. Merantau didaerah orang, tidaklah semudah berjuang dikampung halaman...