Langsung ke konten utama

Hijrah Damar



  Hampir 10 tahun Damar dan Sara menjalin hubungan jarak jauh, kepulangan Damar pun sangat jarang, andai dia bisa pulang, maka liburan yang mampu ⁶ia nikmati hanya beberapa hari saja. Pernah, suatu ketika Damar pulang ke Indonesia, Sara sangat bahagia karena dia bisa bersua dengan Damar walau hanya sebentar.
Banyak hal yang ada dalam angan-angannya, yang ingin ia habiskan bersama Damar. Akan tetapi, ia malah bertemu dengan sosok Damar yang baru. 

  Hal ini membuat Sara lebih bahagia dan bangga, kala ia melihat perubahan Damar, sebab kekasihnya menjadi lebih agamis, dulu dia tak pernah sekali pun mengucapkan salam ketika bertemu dengan seseorang, dan sekarang ia pun menjaga jarak saat akan bersentuhan dengan perempuan yang bukah mahramnya. 


"Damar, kamu di Amerika mondok, jadi Santri, pulang ke Indonesia, penampilan, tutur kata mu, pola pikir mu berubah semuanya" tanya Sara penuh selidik 
Damar tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Sara "alhamdulillah, untuk bekal masa tua" 
Sara memandang jauh keluar dari jendela kaca cafe yang dulu sering mereka kunjungi saat SMA, "aku jadi malu dengan diri ku, kamu bisa berhijrah, sedangkan aku" Sara menghela napas panjang 
Damar memberikan Sara sebuah buku, "bacalah buku ini, pemberian dari Mas Galang. Dia teman yang baik, dia mengajariku banyak hal tentang ilmu agama" 
"Aku akan membacanya" 


 Semenjak saat itu, Damar tidak pernah pulang lagi ke Indonesia, dia hanya menghubungi Sara via suara, Whatsapp, ataupun email. Damar selalu mengirimkan nasehat-nasehat yang berisi tentang dakwah islami kepada Sara, dia juga sering mengirimkan buku-buku islami kepada Sara, dia juga makin sering mengingatkan untuk menunaikan sholat lima waktu. 


  Sara pun sedikit demi sedikit berubah menjadi muslimah yang taat beribadah. Sholatnya tidak bolong lagi, kadang ia juga menyempatkan belajar mengaji Al Qur'an kepada sahabatnya Fatma. 
"Ngaji mu banyak kemajuan, Sara.." puji Fatma 
"Terima kasih Fatma, tapi masih kalah dibanding kamu" kata Sara malu-malu 


  Waktu berjalan begitu cepat bagaikan kilatan petir. Kini, usia Sara sudah menginjak 27 tahun. Dan dia telah menjadi dokter muda yang baru saja menyelesaikan program profesi spesialis ilmu kesehatan anak. Dia bisa mewujudkan cita-citanya merupakan kado terindah yang ia peroleh dari kerja kerasnya. Tidak mudah untuk mencapainya, banyak yang harus ia korbankan dan diperjuangkan. Dia juga telah menjadi dokter tetap di salah satu rumah sakit besar yang ada di kota. 


  Rumah sakit tempat Sara bekerja sangat besar dan tinggi, banyak tempat yang bisa di manfaatkan untuk bersantai melepas penat, seperti taman dan gazebo.  Akan tetapi Sara lebih memilih menghabiskan waktu istirahat nya di rooftop rumah sakit. Tempat favorit Sara untuk bersantai, saat dirinya sedang tidak ada jam bekerja. 


  Dan ketika ia bisa merasakan embusan angin dan melihat hamparan langit yang luas, ia merasa begitu dekat dengan orang yang sangat ia rindukan "walau kita berjauhan namun langit kita tetap sama Damar" bathin Sara. Ia memotret biru nya langit dan beberapa gumpalan awan yang "apakah langit mu juga sama seperti ku, Damar" Sara mengirimkan foto tersebut kepada Damar. 

   Hanya lewat tulisan dan doa yang mampu mengantarkan rindunya kepada sang pemilik rindu, karena untuk bersua bagaikan mimpi. Hampir setiap hari Sara selalu menatap jauh keluar kota, menunggu datangnya seseorang. Kala dia menatap pesawat terbang yang mengudara di langit, ada sebersit doa yang ia ucapkan "semoga itu adalah pesawat Damar" doa Sara. 

  Damar yang biasanya sibuk dengan banyak pekerjaan, akhirnya mendapatkan libur 2 hari. Dia ingin pulang ke Indonesia namun terlalu singkat. Akhirnya dia memilih untuk berlibur di pantai yang dekat dengan tempat tinggalnya.

  Di tepi pantai, deburan ombak, embusan angin laut, suara kicauan burung bernanyi rindang. Damar mengambil potongan ranting kayu yang jatuh di sampingnya "Sara..." dia mengukir nama kekasih hati yang lama tidak ia jumpai

"Bagaimana kabar mu Sara?" Gumam Damar

  Dia ambil handphone dari dalam saku jaket hitamnya, dia foto "Jingga di tepi pantai" lalu dia kirimkan kepada Sara.

To be continued... 


#ODOP Batch 7

Magelang, 29092019, 23:23



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Balkondes Karangrejo

Magelang kota gemilang, semboyan kota ini. Berbicara tentang pesona Kabupaten Magelang, maka Candi Borobudur lah ikonnya. Siapa yang tak mengenal candi Borobudur, destinasi wisata pemantik wisatawan lokal, luar lokal bahkan mancanegara untuk mengunjungi tempat ini. Hampir setiap hari selalu ada pengunjung yang mengunjungi Candi Borobudur, tidak ada kata sepi, selalu ramai. Apalagi Saat akhir minggu atau pas musim liburan sekolah, wisatawan bisa melonjak berkali - kali lipat. Dengan adanya tempat pariwisata ini, membuat perekonomian warga sekitar meningkat, namun tidak keseluruhan warga Borobudur. Beberapa tahun yang lalu Menteri BUMN Rini Soemarno mendatangi kawasan candi Borobudur dan desa di sekitar Borobudur. Beliau meninjau bahwasanya hampir semua warga Borobudur masih di bawah garis kemiskinan, sedangkan mereka mempunyai Candi Borobudur yang ramai pengunjung tiap harinya.  Kemudian, Menteri BUMN mempunyai gagasan yakni membangun Balkondes untuk warga Borobudur. ...

Belajar Jujur Dalam Segala Hal

  Siang itu, aku sedang bermain dengan adik perempuan ku di teras rumah. Ku lihat, Tobi berjalan terburu-buru dengan membawa satu kantong kresek hitam berisi telur. Aku pun merasa penasaran, ku ikuti langkah kakinya, dia berhenti di pekarangan dekat rumahnya sedangkan aku bersembunyi di balik pohon rambutan. Tobi mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam saku celana pendek, ia membagi uang tersebut menjadi dua bagian. Yang satu ia masukkan kedalam kantong kresek sedangkan yang lainnya ia kembalikan kedalam saku celana.    Aku tetap mengamati Tobi dari kejauhan, ku lihat ia masuk kedalam rumah. Beberapa menit kemudian dia keluar rumah dengan mengendarai sepedah hitamnya. "Aku harus mengikuti Tobi" gumam ku Aku segera pulang kerumah, mengeluarkan sepedah merah ku, dan mengejar Tobi. Dia sedang berada di toko peralatan sekolah, ku hampiri dia "Tobi, kamu beli apa?" Tanya ku penuh selidik  "Aku beli penggaris dan bulpen" jawab Tobi  "Kamu ...

Bonding ala Terius

Saya adalah penggemar Drama Korea. Walaupun sudah berstatus "emak" sayapun masih tetap menyukainya. Kadang saat weekend atau pas me time sering ku gunakan untuk melihat dramkor. Semula suami tidak begitu menyukai dramkor, seiring berjalannya waktu pas aku sedang lihat, diam diam suami ikutan nonton juga. Dari situ beliau sedikit tertarik dengan dramkor, kami pun jadi sering menghabiskan waktu bareng untuk melihat dramkor. Banyak dramkor yang telah kami lihat, akan tetapi hanya ada beberapa saja yang menurut kami sangat cocok untuk dijadikan referensi dalam menjalani kehidupan diantaranya dalam mengasuh anak, membina keluarga, menjaga komitmen pernikahan dan perjuangan menggapai mimpi. Nah, saya sangat tertarik untuk mengulas salah satu dramkor yang sudah khatam kami tonton, drama tersebut berjudul "Terius Behind Me". Drama ini banyak menggambarkan adegan bonding antara anak dan ayah, menurutku cara Terius menjalin kedekatan dengan anak anak bisa di jadikan acua...